Dalam pameran yang diselenggarakan keempat kalinya ini, sebanyak 8 Mitra Binaan terpilih Pertamina memamerkan karya warisan nusantara terbaiknya, mulai dari batik, ulos, tenun, songket yang merupakan ciri khas dari kekayaan budaya Indonesia. Kedelapan Mitra Binaan tersebut adalah Tenun Putri Rinjani dari Lombok Timur, Batik Tubo dari Kota Ternate, Aina Songket dari Sawah Lunto, Oase Gallery dari Bengkulu, Tenun Tapanuli dari Jakarta, Batik Laba-Laba dari Pekalongan, Asri Busana dari Sukaharjo, dan Batik Sri Rezeki dari Kudus.
Baca juga: Pertamina Bagi-bagi Masker untuk Warga Dumai |
Vice President CSR dan SMEPP Pertamina Agus Mashud mengungkapkan, Pertamina sebagai BUMN berkomitmen untuk terus memajukan UMKM agar menjadi mandiri dan tangguh. Keikutsertaan dalam pameran bertaraf nasional seperti Warisan merupakan salah satu wujud nyata pembinaan Mitra untuk perluasan jaringan pemasaran dan meningkatkan wawasan berwirausaha.
"Kami berharap keikutsertaan Pertamina dalam pameran dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk ekonomi kreatif Mitra Binaan, khususnya Batik dan Tenun. Dengan baiknya produk yang dihasilkan, akan meningkatkan penjualan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan memajukan mitra binaan," ungkap Agus, dalam keterangan tertulis, Senin (26/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahap pertama kurasi dilakukan di tingkat Pertamina Region, kemudian yang kedua di tingkat Pertamina Kantor Pusat, hingga akhirnya produk yang lolos seleksi dikurasi oleh Kadin dan tim kurator Warisan," ujar Rudi.
Tim kurator Warisan bertugas untuk menilai produk yang diajukan dan akan memilih kain batik maupun tenun yang memenuhi persyaratan untuk dipamerkan di ajang Warisan, baik dari sisi keaslian, inovasi, kualitas, dan daya saing yang unggul. Bagi Pertamina, dengan kurasi dapat melihat perkembangan Mitra Binaan Pertamina yang selama ini dibina.
Salah satu peserta pameran, Akhmad Solikir, yang memiliki usaha Batik Laba-Laba dari Pekalongan mengaku senang diikutsertakan dalam Pameran Warisan.
"Senang sekali bisa ikut pameran Warisan, karena selain menambah jaringan pemasaran, wawasan kami juga bertambah. Saya sendiri tidak menyangka produk batik tulis saya terpilih dan lolos kurasi untuk ikut dipamerkan. Alhamdulillah penjualan cukup bagus," ungkap Akhmad.
Selain itu, Fitria Gustina, UKM Oase Gallery dari Bengkulu turut menyampaikan hal senada.
"Produk kopiah saya terbilang unik, selain membawa produk jadinya, saya juga membawa kulit kayu Lantung untuk bahan kopiah karena dengan melihat mereka percaya. Produk ini sangat diminati, bahkan orang Malaysia pun sangat suka. Kulit kayu Lantung di tempat kami dikenal lebih lunak, makanya cocok untuk bahan kopiah. Lentur dan tahan air," ungkap Fitria.
Untuk produk tenun, Pertamina turut menghadirkan pengusaha tenun songket dan ulos Naomi Tiu RMA Dame dari UKM Tenun Tapanuli yang turut menyemarakkan Pameran Warisan.
"Akhirnya setelah sekian lama saya dapat giliran untuk ikut pameran bersama Pertamina. Terima kasih Pertamina. Saya juga mulai memperkenalkan usaha kerajinan tenun ini ke anak saya. Saya ajak dia untuk belajar dari pameran ini, siapa tahu bisa menjadi penerus," ujar Naomi yang telah menggeluti bisnis Tenun Tapanuli sejak 15 tahun lalu.
Bahkan buah dari kemahirannya, berbagai produk telah lahir, tidak hanya sekadar membuat kerajinan kain tenun tapanuli berupa songket dan ulos saja, namun juga berbagai produk turunannya seperti tempat tisu motif kain tapanuli dan tas motif Tapanuli. (akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini