"Soal edukasi saya tidak melihat nilai edukasinya," kata Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono kepada wartawan, Senin (26/8/2019).
Apalagi, kata Gembong, instalasi itu dipasang berdekatan dengan Monumen Selamat Datang. Menurut dia, instalasi gabion dan monumen tersebut terkesan timpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengkritik anggaran gabion yang disebut-sebut senilai Rp 150 juta. Gembong menilai nominal tersebut terlalu mahal jika gabion hanya sekadar dekorasi kota.
"Kalau itu dikategorikan seni, ya, penilaian menjadi subjektif, karena ukuran penilaian seni memang relatif. Akan tetapi kalo itu dikategorikan taman hias ya alokasi anggaran 150 juta terlalu besar," ucap Gembong.
Diberitakan, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan instalasi gabion di kawasan Bundaran Hotel Indonesia bisa jadi sarana edukasi masyarakat. Menurutnya, material gabion yang berupa batu gamping terumbu menjadi pengetahuan baru.
"Keberadaan gabion ini bermakna untuk masyarakat. Jadi kalau anak-anak sekolah atau orang awam datang untuk ke titik temu HI ini dia bisa melihat edukasi," kata Suzi di lokasi instalasi gabion, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (25/8).
Selain itu, dia sempat menjelaskan bahwa instalasi gabion merupakan hasil kerja tim teknis Dishut DKI Jakarta. Suzi menyatakan instalasi gabion bukan karya seni.
"Tim teknis Dinas Kehutanan (DKI Jakarta). Tidak ada seniman itu ya," tuturnya. (tsa/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini