"Hari pertama ada tiga yang kami amankan, lalu kami datakan, kami sudah tahu ada yang melakukan perusakan," kata Kapolres Kota Sorong AKBP Mariochristy Pancasakti Siregar di Polres Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (23/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melakukan diskresi karena secara situasional kalau kita melakukan upaya paksa kepolisian, maka semakin tidak terkendali," tutur Mario.
Mario menerangkan saat ini ketiga pendemo itu masih berstatus saksi. "Statusnya masih saksi," imbuh Mario.
Sebelumnya, unjuk rasa berujung aksi anarkis pecah di Kota Sorong dan kota-kota lainnya di Papua Barat. Aksi anarkis ini merupakan buntut dari keributan antara mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya dengan kelompok massa dan aparat.
Di Kota Sorong sendiri, warga membakar bangunan gedung DPRD dan lembaga permasyarakatan (lapas), memecahkan kaca-kaca bandara dan polsek, serta memblokade jalan. Unjuk rasa anarkis berlangsung selama dua hari yaitu Senin (19/8) dan Selasa (20/8) kemarin.
"Sementara pada Rabu (21/8), aksi unjuk rasa berjalan tertib, tak ada perusakan. Masyarakat yang telah menyerahkan tuntutannya ke Wali Kota Sorong, diwakili oleh Wakil Wali Kota Sorong," ucap Mariom.
Tonton Video Soal Kerusuhan Papua, Suluh Kebangsaan Serukan Lima Imbauan:
(aud/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini