"Alhamdulillah dua periode sebagai pimpinan DPRD sebagai wakil DPRD mulai 2009-2014 dan 2014-2019 ini saya berinteraksi dengan berbagai macam kebijakan, persoalan, kendala. Saya berinteraksi dengan lima gubernur selama ini, yaitu Pak Foke, Pak Jokowi, Pak Ahok, Pak Djarot, dan terakhir Pak Anies," kata Sani.
"Jadi menurut saya, relatif kaya interaksi atau kemitraan DPRD dalam dua periode ini ke Pemprov karena dipimpin lima orang gubernur," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemui seusai sidang paripurna DPRD DKI terakhir pada Kamis (22/8/2019), Sani menunjukkan ruangannya di lantai 9 yang telah dibereskan. Dia tak akan kembali untuk mengambil barang sisa atau mengembalikan aset.
"Saya tadi pagi sudah kembalikan mobil dinas operasional dan juga laptop ke sekretariat DPRD, dan sudah terima berita acara serah-terimanya," ucap Sani.
![]() |
Sani masuk ke 'Kebon Sirih' pada 2008 sebagai anggota pergantian antarwaktu (PAW). Selanjutnya, pada 2009, dia terpilih dan dipercaya menjadi wakil ketua dengan Ketua DPRD DKI Ferial Sofyan dari Fraksi Partai Demokrat. Pada 2014, dia kembali maju dari PKS dan menempati kembali posisi wakil ketua. Namun, pada 2019, dia memilih tidak lagi maju.
Sani merasa cukup berkiprah di DPRD. Dia ingin meningkatkan karir menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
"Kalau tidak maju lagi karena saya sudah dua periode di DPRD dan saya sebagai pimpinan Dewan, saya ingin mengabdi di DPR RI atau jeda politik dulu. Karena PKS tempat saya bernaung tidak menugaskan saya ke DPR. Saya memilih jeda politik dahulu. Ingin mengabdi di bidang lain," ucap Sani.
Ruang Merenung Bang Sani di DPRD DKI
Saat ditanya lokasi paling favorit di gedung DPRD DKI, Sani menunjuk ruangan kecil di sudut ruangan kerjanya. Kamar itu bisa disebut lorong menuju kamar mandi, tapi ada kursi, meja, dan lemari.
"Lokasi paling favorit itu di ruang belakang itu ada kursi diterangi matahari. Itu bukan ruang utama, tapi ruang dalam. Itu biasanya tempat saya merenung, membaca kadang kala baca Alquran di situ, salat," ucap Sani.
![]() Triwisaksana (Bang Sani) (Arief Ikhsanudin/detikcom) |
detikcom diajak Bang Sani melihat ruangan tersebut. Sudah tak ada buku dan perlengkapan lain. Semua sudah dibereskan. Ukuran ruangan itu tidak luas, tapi Bang Sani bisa berlama-lama di sana untuk duduk atau merenung. Ada dua kursi yang terkena sinar matahari langsung. Di kursi itulah Bang Sani bisa berlama-lama duduk.
"Semacam begitulah (ruang meditasi), baca Quran, baca buku, salat, atau berdiam diri saja gitu untuk sekadar menenangkan diri," ucap Sani.
Baca juga: Kontroversi Pin Emas Naik Level ke Senayan |
Layaknya ruang meditasi, ruangan itu menghilangkan kepenatan dan stres. Menutup pintu dan menenangkan diri dengan duduk di bawah sinar matahari membuat emosi kembali normal.
"Kalau urusan kesibukan DPRD sudah buntu, banyak problem, saya biasanya tutup pintu dan duduk di situ," kata Sani.
![]() |
Untuk membereskan ruangan ini, Sani membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Arsip dan dokumen menjadi barang yang paling banyak dibereskan.
"Jadi, dokumennya kita banyak yang diarsipkan di ruangan ini, atau di staf, supaya kalau dirujuk kembali lebih mudah daripada di sekretariat. Jadi butuh waktu sekitar satu mingguan inilah," ucap Sani.
"Kita pilah mana arsip yang milik kita, coret-coret kita, mana yang dimiliki oleh DPRD. kalau milik DPRD kita kembalikan ke DPRD," kata Sani.
Simak video DPRD Sahkan APBD-P DKI 2019 Rp 83,89 T:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini