Polemik pin emas ini berawal saat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menolak pin emas DPRD DKI dengan anggaran Rp 1,3 miliar yang akan dibagikan ke penghuni baru DPRD DKI yang berlokasi di Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat. PSI sendiri diketahui memperoleh delapan kursi di DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024.
PSI menolak pin emas dan minta diganti kuningan. Namun, DPRD DKI menolak permintaan PSI itu. Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik, menyebut sikap PSI sebagai langkah cari popularitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekan separtai M Taufik di Gerindra, Habiburokhman, lalu mendadak ikut bersuara. Anggota terpilih DPR RI 2014-2019 itu menyatakan sikap untuk menolak pin emas ketika resmi menginjakkan kaki di Gedung DPR yang berlokasi di Senayan.
"Tolak pin emas. Saya mengusulkan agar Sekretariat Jenderal DPR RI tidak memilih pin berbahan emas untuk anggota DPR RI. Selain pemborosan, menurut guru ngaji saya Habib Novel Bamukmin, emas itu haram bagi laki-laki dan itu disepakati 4 mahzab," kata Habiburokhman kepada wartawan, Kamis (22/8/2019).
![]() |
Politikus Gerindra itu memprediksi kontroversi pin emas nantinya menutup kinerja anggota DPR. Habiburokhman mencontohkan Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik, yang juga berasal dari Gerindra.
"Ibarat ular mencari pemukul, pin emas hanya akan menjadi kontroversi dan mencoreng citra DPR. Jangan sampai prestasi dan kerja keras rekan-rekan anggota DPR memperjuangkan aspirasi rakyat malah tertutup masalah pin emas," ujarnya.
"Kasus DPRD DKI jadi rujukan, abang saya M Taufik yang sangat berprestasi di Dapil malah di-bully gara-gara pin emas," sambung Habiburokhman.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini