"Kenapa dalam konteks ini polisi tidak mengejar mereka-mereka yang menyebarkan video ini keluar? Kan itu video di dalam, untuk kepentingan internal," kata Hidayat di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Hidayat mempertanyakan mengapa polisi tidak langsung mengusut penyebar video tersebut. Ia meminta pihak kepolisian bekerja secara proporsional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidayat curiga ada pihak-pihak yang ingin memecah belah kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
"Karena juga, khawatirnya nih, ini adalah upaya untuk mengadu domba antarumat beragama. Untuk kemudian kalangan Kristiani marah, nanti kalangan Islam marah, untuk kemudian yang diuntungkan adalah mereka-mereka yang tidak suka melihat umat beragama yang rukun, yang diuntungkan adalah mereka yang ingin memecah belah NKRI," ucapnya.
Seperti diketahui, video UAS yang membahas tentang salib beredar di media sosial. Beredar kabar UAS dilaporkan ke Polda NTT, tapi Kabid Humas Polda NTT Abraham Abast pada Minggu (18/8) menyebut pihaknya belum menerima laporan.
UAS mengaku heran video pengajiannya yang menjawab pertanyaan jemaah soal salib menjadi viral. UAS menyebut pengajiannya itu dilakukan sekitar tiga tahun lalu. UAS menjelaskan penjelasannya mengenai salib merupakan pertanyaan dari jemaah. Dia menyebut lokasi pengajian saat itu berada di Pekanbaru, Riau.
UAS menegaskan pengajiannya dilakukan dalam forum tertutup. Pihaknya mengaku apa yang diucapkan untuk internal jemaah yang semuanya umat Islam.
"Kenapa diviralkan sekarang, kenapa dituntut sekarang? Saya serahkan kepada Allah SWT. Sebagai warga yang baik saya tidak akan lari, saya tidak akan mengadu. Saya tidak akan takut, karena saya tidak merasa bersalah, saya tidak pula merusak persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya. (azr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini