"Menurutku ini sikap yang dewasa karena semuanya sudah kita sepakati bahwa kita harus memperkuat, memperdalam, demikian juga makin melembagakan sistem presidensial kita. Kalau kemudian kita pahami semuanya saling terkait antara eksekutif dan legislatif, dan itu disikapi dengan kelegowoan, itu akan lebih baik," kata Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari kepada wartawan, Sabtu (17/8/2019).
"Jadi kalau kemudian Pak Jokowi seperti yang dijanjikan beliau untuk merapatkan bersama-sama segala sesuatunya untuk pengaturan yang di eksekutif maupun legislatif, termasuk di dalamnya bukan hanya kabinet, maka peluang kita untuk mempunyai strong government dengan corak presidensil yang makin dalam itu dampaknya akan lebih bagus dan saya pikir ini sikap PKB yang dewasa ya," imbuh dia.
Eva menegaskan pemerintahan yang kuat bisa terwujud jika eksekutif dan legislatif (parlemen) saling mendukung. Menurutnya, pemerintah yang kuat juga merupakan keinginan Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"PDI Perjuangan itu standby, jadi ketua siap, nggak jadi nggak apa-apa kalau jadi wakil, tapi yang paling penting agenda-agenda MPR terutama untuk memperbaiki perekonomian Indonesia agar sila ke-5 bisa diwujudkan itu bisa dilaksanakan," sebut Eva.
Kembali ke soal peluang Gerindra masuk paket pimpinan MPR versi koalisi Jokowi, Eva menyebut PDIP akan mempertimbangkan sejumlah hal terlebih dahulu sebelum menyatakan dukungan. Salah satu hal yang akan dicermati PDIP adalah apakah Gerindra menerima wacana penghidupan kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) atau tidak.
"Jadi dukungan kepada yang mau jadi ketua, pimpinan itu ya dalam paket itu. Kalau Gerindra ketua tapi nggak mau GBHN, ya, mikir-mikir dulu, wong dulu setuju kok jadi nggak. Pak Basarah sudah clear soal ini. Yang penting memajukan agenda MPR untuk berkontribusi, terutama menghidupkan kembali GBHN," ucap Eva.
Kursi Pimpinan MPR dan Jalan Tengah Rekonsiliasi:
(gbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini