Ayah Heidar, Kaharuddin, mengaku sangat kehilangan atas kepergian putra sulungnya. Kaharuddin mengatakan Heidar selalu mengirimkan uang untuk biaya kuliah adiknya di Makassar.
"Setiap bulan itu dia rutin kirim uang untuk dua adiknya Nur Fadila yang Kuliah di Makassar dan Danu Wijaya adik bungsunya yang masih SMA," kata Kaharuddin saat ditemui di rumah duka di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Selasa(13/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keinginan menjadi anggota Polri, kata Kaharuddin, memang telah menjadi cita-cita almarhum Heidar sejak masih kecil. Briptu Heidar ingin mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Tamat SMA tahun 2013 langsung mendaftar di Polda Papua, ikut mamanya ke sana, dan langsung lulus," ujarnya.
Sementara itu, adik bungsu almarhum, Danu Wijaya, mengenang Briptu Heidar sebagai sosok pengayom. Danu lalu mengungkap pesan yang disampaikan Briptu Heidar saat bertemu di momen Idul Fitri.
"Pas Idul Fitri kemarin dia berpesan, tamat SMA pindah ke Papua saja, mendaftar jadi anggota Polri, mengabdi untuk bangsa dan negara," kenang dia.
Jenazah Briptu Heidar rencananya akan dimakamkan hari ini. Jenazah akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum SIawung berjarak 200 meter dari rumah duka.
Briptu Heidar meninggal dunia saat disandera di Kabupaten Puncak, Papua pada Senin (12/8) pukul 17.30 WIT. Briptu Heidar diduga dibunuh oleh kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) pimpinan Jambi Mayu. Penyebab Heidar meninggal dunia karena ditembak bagian kepala dan leher.
Tonton juga video saat 5 Menit Lepas Landas, Helikopter TNI AD Hilang Kontak:
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini