"Sampai saat ini masih (oposisi). Saya sampai saat ini sebagai anggota dewan pembina sering mengatakan kita sebaiknya di luar sistem karena justru kita ini akan memperbaiki sistem. Saya selalu mengatakan sejak awal Gerindra sudah memposisikan diri sebagai antitesa daripada sistem sekarang," ujar Rachmawati kepada wartawan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Bagi Rachmawati, pertemuan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Jokowi hal wajar. Tapi soal keputusan politik, Rachmawati menyebut pertimbangannya harus dilakukan matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dalam kita mengambil sikap politik itu juga enggak gampang-gampang banget ya, harus dibahas, harus dipikirkan secara komprehensif, baik manfaat maupun apa nanti mudaratnya. Jadi nggak gampang mau mengatakan nanti mau merapat, kita akan lihat ke depan," sambungnya.
Karena itu, menurut Rachmawati, keputusan merapat-tidaknya Gerindra ke pemerintahan Jokowi harus mempertimbangkan faktor terpenting.
"Larena ini masalahnya bukan hanya bagi-bagi jabatan, tapi fungsi daripada misalnya partai Gerindra sendiri atau siapa pun nanti. Utamanya untuk kemaslahatan bangsa Indonesia ke depan," katanya.
Gerindra Sindir NasDem: Setelah Menang, Terkesan Mau Atur Jokowi:
(lir/fdn)