"Terhadap anggota-anggota kita di Polda Metro Jaya saya juga menyampaikan kepada kepala satuannya masing-masing untuk coba mengevaluasi kembali kepada pemegang-pemegang senjata api ini," jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Gatot menyarankan personel pemegang senjata api untuk dites psikologi ulang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat emosional anggota tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemampuan mengontrol emosi bagi anggota pemegang senjata api sangat penting. Sebab, ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi si pemegang senpi akan membahayakan.
"Karena kalau emosional, sebaliknya ini bahaya juga terhadap ini. Kita evaluasi terhadap hal tersebut dan siapa-siapa yang megang senjata api kita sesuaikan dengan peraturan yang ada seperti itu. Seperti itu yang sudah kita inikan (terapkan) itu sudah dilakukan oleh jajaran kita semuanya," tandasnya.
Seperti diketahui, Bripka Rahmat tewas setelah ditembak oleh Brigadir Rangga, di ruang SPK Polsek Cimanggis, Depok pada Kamis (25/7) malam lalu. Penembakan terjadi ketika Rangga meminta Rahmat untuk melepaskan keponakannya FZ yang terlibat tawuran.
Rahmat adalah anggota Ditlantas Polda Metro Jaya yang juga menjadi Kapokdar Kamtibmas di lingkungan rumahnya di Tapos, Depok. Namun Rahmat menyatakan dirinya sebagai pelapor tetap akan memproses FZ.
Hal itu memicu emosi Rangga. Dia kemudian menarik senjata api dan menembakkannya ke Rahmat hingga tewas di lokasi kejadian.
Tonton juga video Polisi Tembak Mati Polisi di Depok:
(sam/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini