"Retak-retak itu sudah lama ya, sudah sekitar 7 tahunan. Tujuh tahun yang lalu sudah ada," ujar Doni, salah satu pedagang pakaian, di tokonya di Blok G Pasar Tanah Abang, Sabtu (10/8/2019).
Pantauan detikcom, retakan yang ada di bangunan 4 lantai tersebut bisa ditemui di setiap lantai, khususnya di lantai 3 dan 4. Retakan banyak terlihat di bagian dinding dan tangga gedung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika diamati, terlihat retakan di beberapa tempat seolah membelah gedung menjadi dua bagian. Khusus di bagian tangga, kondisinya bisa membuat para pengunjung merasa tidak nyaman saat hendak menaikinya.
Menurut Doni, memang bangunan Blok G tidak dibangun bersamaan. Ada bagian gedung yang sudah berusia 30 tahun, ada yang masih 15 tahun.
"Gedung yang di sini (tempat Doni berjualan) kan sudah lama, sudah 30 tahun, jadi ini kan dulu fondasinya bukan cakram, cuma ditempel saja. Jadi sekarang permukaannya makin lama makin turun. Jadi bergeser antara gedung yang lama dan yang baru. Kelihatan retaknya. Kalau yang gedung sebelah kan baru dibangun tahun 2004, jaman Pak Sutiyoso. Jadi bergeser, gedung yang lama turun, yang baru tetap. Ya turun karena fondasi gedungnya sudah lama," ujar Doni.
Saat ini kondisi Blok G tergolong sepi. Para pedagang sebagian besar hanya menempati kios-kios di lantai 1 dan 2, itu pun tidak terisi penuh. Kondisi di lantai 3 jauh lebih sepi dari dua lantai di bawahnya, sedangkan di lantai 4 sudah kosong.
Di depan Blok G, saat ini terlihat ada mobil-mobil penggali yang sedang bekerja membangun tempat penampungan sementara (TPS). Sejumlah pekerja bangunan juga terlihat berada di lokasi. Rencananya, para pedagang di Blok G akan menempati TPS tersebut secepatnya setelah selesai dibangun, barulah kemudian gedung Blok G akan dibongkar dan dibangun kembali.
"Para pedagang berharap sebelum bulan puasa tahun depan sudah bisa menghuni TPS," ujar Desmawardi (56), pedagang lainnya, di Blok G.
Sebelumnya, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin, menyebut retakan itu terjadi karena penurunan tanah.
"(Retakan) sudah lama ada, dan retakan vertikal (sisi fasad bangunan) adalah akibat penurunan muka tanah, sehingga satu sisi bangunan ikut mengalami penurunan, retakan tersebut secara struktur patahan pada dilatasi (struktur terpisah antara dua bangunan yang terlihat menjadi satu secara arsitektur), ini sudah lama terjadi patahan atau retakan tersebut," ujar Arief saat dihubungi, Jumat (9/8) kemarin. (aan/aan)