"Ahok, Ahok!" ucap orang-orang yang menyaksikan kehadiran pria itu di arena Kongres, Hotel Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019), pukul 13.00 Wita. Mantan Gubernur Jakarta itu tetap disapa Ahok betapapun dia ingin dipanggil BTP, singkatan dari nama Basuki Tjahaja Purnama.
Baca juga: 'Panggil Saya BTP, Bukan Ahok' |
Ini adalah pertama kali Ahok hadir di Kongres PDIP sejak dia resmi memegang kartu tanda anggota (KTA) partai ini pada Februari lalu. Rencana kehadirannya di Kongres sudah dipastikan oleh Sekjen PDIP mulai pagi tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ada kader PDIP. Namanya BCP. Basuki Cahaya Purnama. Terkenal namanya Ahok," kata Megawati dalam sambutannya.
Baca juga: Ahok Juga Akan Hadiri Kongres V PDIP |
Megawati lantas berbicara mengenai Pancasila dan semangat gotong royong yang menjadi falsafah dasar negara Indonesia. Dia mengaitkannya dengan keinginan Ahok mengganti nama panggilan. Bagi Mega, nama Ahok sudah terlalu melekat sehingga tak perlu diganti dengan panggilan lain. Nuansa nama-nama yang beragam bukanlah masalah sehingga harus berganti, toh Indonesia menjunjung tinggi kebinekaan.
"Iya. Terus nggak boleh ya namanya mau Aseng, mau Ahok, mau Badu, kalau dia warga negara Indonesia, ya sudahlah," kata Megawati.
"Ada yang bilang, 'Bu, jangan panggil Ahok lagi.' Ya saya bilang memang namanya begitu. Masak, nggak boleh manggil. Terus tadi saya sapa, 'Pak Purnama apa kabar,'" sambung Mega, yang diikuti tawa hadirin.
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri (Grandyos Zafna/detikcom) |
Pria asal Belitung Timur itu merasa senang kehadirannya di Kongres V PDIP mendapat sambutan yang baik, apalagi disapa langsung oleh Ketua Umum Megawati dari panggung pembukaan Kongres.
"Saya bersyukur saja," kata Ahok saat ditanyai wartawan.
Dia menjelaskan, dia berlabuh di PDIP karena partai ini dinilainya punya prinsip nasionalisme yang jelas. Pidato Megawati dalam pembukaan Kongres V dinilainya membangkitkan semangat nasionalisme itu.
"Dan saya memilih partai yang kita tidak mau tawar-menawar. Jadi republik ini nasionalis. Saya kira rasa itu seperti itu. Pidato Ibu luar biasa, membangkitkan semangat kita," ujarnya.
Ahok disorot sebagai orang spesial. Namun, saat ditanya apakah dia mau jika ditawari menjadi menteri, Ahok mengaku tidak tahu. Menurutnya, hal itu adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya nggak tahu. Itu hak prerogatif Presiden. Saya nggak tahu. Itu urusan Presiden," ucapnya.
Sebelum bergabung dengan PDIP, Ahok sempat menjadi anggota Partai Gerindra. Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, adalah rival dari capres PDIP Jokowi di Pilpres 2019. Kini itu sudah berlalu, petahana dipastikan menang, rekonsiliasi sudah dilakukan, bahkan Prabowo sendiri juga hadir di Kongres ini. Ahok sempat berinteraksi dengan pemimpin tertinggi mantan partainya itu.
"Saya sempat salaman dengan beliau (Prabowo) dan senang," kata Ahok yang pernah mendekam di penjara Mako Brimob ini. Dia dihukum penjara karena divonis menista agama.
Dalam acara ini, hadir pula wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin. Tentu saja Jokowi, yang notabene kader PDIP, hadir. Jokowi sendiri merupakan mantan Gubernur Jakarta atau tandem Ahok yang saat itu menjabat Wakil Gubernur, yakni antara 2012 dan 2014. Elite parpol-parpol lain juga hadir di pembukaan Kongres V PDIP.
Tonton Video Mega Sapa Ahok di Kongres PDIP: Pak Purnama Apa Kabar?
[Gambas:Video 20detik]
Halaman 2 dari 2












































Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri (Grandyos Zafna/detikcom)