Awalnya polisi menangkap tersangka BD, HND, Nando, dan BCK di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, pada 10 Juli lalu. Dari keempat tersangka itu, berkembang kepada tiga tersangka lain, yakni BBR, PN, dan JG.
"Untuk wilayah Pondok Indah sudah disepakati tersangka Nando dan tersangka yang nunggu di sana. Lokasi itu strategis jauh dari pantauan masyarakat dan sistemnya sudah seperti sistem bandar mereka meletakkan barang dan mengambil barang. Tapi kami pastikan mereka tahu tempat itu dan diedarkan di Jakarta," ungkap Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Doni Alexander kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Skema awalnya satu orang si BBR mau ambil 2 kg dan pergi dan datang lagi PN ngambil 3 kg dan JG ngambil 2 kg. Semua ngambil 7 kg dan 2 kg di tersangka," kata Doni.
Polisi masih menyelidiki kasus itu dan menyelidiki di daerah mana komplotan ini akan mengedarkan sabu tersebut. Doni komplotan ini menyelundupkan sabu dari Malaysia di dalam sebuah tas yang ditutupi kain.
"Mereka ini sudah sangat terlatih sekali membawa barang-barang ini seperti tidak membawa benda-benda yang berbahaya dia juga membawa tasnya seperti tidak membawa apa pun, santai," kata Doni.
Kepada polisi, otak dari sindikat ini adalah tersangka Nando mengaku sudah pernah menyelundupkan sabu dengan motif yang sama sebanyak empat kali. Sabu itu juga dibungkus kemasan teh China.
Akibat perbuatannya, para tersangka dikenai Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Para tersangka terancam hukuman penjara seumur hidup.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini