Adalah Darul Siska si pembuat surat untuk Akbar dan Agung. Dalam suratnya, Darul meminta Akbar dan Agung mendorong DPP Golkar menggelar rapat pleno untuk persiapan musyawarah nasional (munas). Munas Golkar beragendakan pemilihan ketua umum untuk periode mendatang.
Darul mengatakan, sejak pemilu yang digelar 17 April 2019, Golkar belum menggelar rapat harian maupun rapat pleno. Padahal, menurutnya, hal itu sudah diatur dalam Tata Kerja Partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat Darul Siska membuat Majelis Etik Partai Golkar bergerak. Ketua Majelis Etik Golkar Mohammad Hatta menyebutkan rapat Majelis Etik guna memanggil Darul Siska digelar pada Rabu (7/8) besok.
Dia mengatakan surat pemanggilan telah dikirimkan Sekretariat Majelis Etik Golkar kepada Darul. Dalam surat bernomor 024/ME/GOLKAR/VIII/2019 itu, Darul dipanggil untuk kepentingan klarifikasi.
Hatta enggan menyampaikan keterangan lebih jauh soal surat tersebut. Dia menegaskan agenda pemanggilan itu bersifat internal.
"Saya pikir ini masalah internal, jadi saya belum bisa memberikan komentar. Nanti kalau sudah dengar keterangannya ya. Ini kan masalah etik, jadi menunggu keterangan. Nanti akan kami sampaikan," ujar Hatta.
Sikap Majelis Etik Partai Golkar ditentang senior lainnya. Kader senior Partai Golkar, Freddy Numberi, sangat menyayangkan pemanggilan ini karena menurutnya nomenklatur Majelis Etik sendiri tak diatur dalam AD/ART partai.
"Pemanggilan yang aneh. Selain karena Majelis Etik sendiri tidak tercantum dalam AD/ART dan Peraturan Organisasi Partai Golkar, apa yang dilakukan Darul Siska juga otokritik normatif untuk kita bersama," kata Freddy kepada wartawan.
Kader Golkar dari wilayah timur Indonesia, Azis Samual, memandang surat pemanggilan ini akan memantik api perlawanan. "Ada kader senior memberi kritik dan masukan lewat narasi yang baik justru dipermasalahkan. Apa yang dikhawatirkan sebenarnya? Justru cara ini akan semakin menyolidkan perlawanan kepada Airlangga," ucap Azis.
Freddy dan Azis berharap pengurus DPP Golkar menyikapi bijak berbagai macam masukan yang datang dari para kader partai. "Jangan antikritik, apalagi tipis kuping dan baper. Sudah banyak korban akibat sikap otoriter DPP Golkar yang dipimpin oleh Airlangga," jelas Azis.
Tonton video PDIP dan Golkar, Dua Partai Besar yang Beda Nasib:
(gbr/van)











































