"Koleksi yang dominan mengalami dampak dari bencana ini ialah keramik asing, yang jumlahnya sekitar 400 lebih koleksi dan tercatat lebih dari setengahnya rusak berat," kata Wakil Kepala Museum Sulteng, Iksam Djahidin, Sabtu (3/8/2019).
Dia menceritakan pihak museum sudah mencatat kerusakan yang terjadi akibat gempa. Catatan tersebut sudah dilaporkan ke instansi yang menangani bidang kebudayaan, UNESCO memutuskan untuk menggunakan anggaran emergency.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Yang paling banyak itu ukuran besar karena lebih mudah mengenalinya," terang Basuki.
Dari 355 itu, kata Basuki, akan diperiksa kembali untuk mengetahui mana yang bisa tersambung kembali dan mana yang tidak.
"Karena pecahannya ada yang kecil-kecil, memang kesulitannya di situ karena agak sulit diidentifikasi bagiannya," ucapnya.
Gempa di Palu, Donggala, dan Sigi terjadi pada 28 September 2018 pukul 18.02 Wita. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut Kota Palu dengan kedalaman 10 km. Gempa tersebut memicu terjadinya tsunami dan likuefaksi.
Simak Video "Langkah-langkah Jika Terjadi Gempa Bumi"
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini