Kepala Desa Adat Baduy Jaro Saija mengatakan warga Baduy hanya merasakan getaran dan tidak berdampak pada bangunan yang dihuni.
"Getaran doang, biasa bae (saja) pada keluar, tapi nggak ada rumah yang rusak," kata Jaro saat cerita kepada detikcom di Lebak, Banten, Sabtu (3/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahasia kokohnya rumah di Baduy katanya memang dirancang untuk antigempa. Dalam sejarahnya, belum pernah ada rumah di Baduy yang ambruk akibat gempa.
"Memang kalau rumah daerah Baduy antigempa, rumah panggung biarpun gempa rosa (besar) antigempa," ujarnya.
Teknik pembangunan rumah yang digunakan, menurutnya, dibuat tidak kaku. Untuk Baduy Dalam, rumah dibuat tanpa menggunakan paku. Aturan ini baku dan harus dilaksanakan warganya. Selain itu, bahan yang digunakan seringan mungkin agar tidak menimbulkan korban jiwa jika suatu saat ambrol.
"Kalau rumah gedung itu berat bisa pecah. Kalau di sini ada rotannya yang membuat bangunan lentur," katanya.
Modal bangunan inilah yang diajarkan turun-temurun. Setiap warga yang akan membuat rumah diatur masing-masing jarak dan lokasinya. Termasuk larangan membuat rumah di bantaran sungai sebagai upaya pelestarian.
"Harus sesuai adat, ada upacara pembukaan lahannya. Hilir sungai harus dijaga, pinggir kali diatur, semuanya diatur," ungkapnya.
Simak Video "Langkah-langkah Jika Terjadi Gempa Bumi"
(bri/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini