Dilansir AirVisual di situsnya, Senin (29/7/2019) pukul 06.10 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 188. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Jakarta global, Tashkent (Uzbekistan) menempati menempati posisi kedua kota berpolusi pagi ini dengan AQI 173.
Lalu diikuti Dubai (United Arab Emirates), Tehran (Iran), dan Johannesburg (South Africa).
Penjelasan Pemprov DKI soal Kualitas Udara Ibu Kota
Pemprov DKI menyebut, proyek pembangunan trotoar yang dimaksud berada di Jalan MH Thamrin ataupun Cikini. Proyek inilah yang dinilai menghasilkan debu-debu sehingga memperburuk kualitas udara.
"Saya kemarin dapat laporan dari teman-teman Laboratorium LH, di seputaran Thamrin itu lagi pembenahan trotoar.... Kebetulan titik kami pun termonitor, pengukuran Dinas LH itu. Jadi akan berpengaruh," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih, Kamis (25/7).
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum menjelaskan solusi terkait polusi udara yang makin parah. Anies berjanji akan menjelaskannya segera.
"Selama masih musim panas, kita akan masih menyaksikan seperti ini (polusi tinggi). Nanti saya akan jelaskan lebih lengkap lagi," kata Anies kepada wartawan di SMA Kolose Kanisius, Jakarta Pusat, Jumat (26/7).
Tonton video Begini Penampakan Udara Jakarta yang Disebut Terburuk di Dunia:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini