"Pasca erupsi freatik Gunung Tangkuban Parahu, banyak pertanyaan dilontarkan masyarakat dan awak media kepada BMKG. Pertanyaan semua hampir serupa, yaitu apakah erupsi Gunung Tangkuban Perahu dapat memicu gempa tektonik Sesar Lembang? Jawabnya adalah "tidak", karena gempa tektonik lazimnya disebabkan oleh interaksi antar lempeng tektonik atau aktivitas sesar aktif, bukan karena erupsi freatik gunung api," kata Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Sabtu (27/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Erupsi freatik adalah fenomena lokal, sementara jarak antara Gunung Tangkuban Parahu dengan Sesar Lembang sejauh 6,96 km sehingga erupsi ini tidak akan mempengaruhi kondisi tektonik Sesar Lembang," ujarnya.
BMKG menjadikan Sesar Lembang sebagai salah satu prioritas monitoring aktivitas seismik di Indonesia. Alasannya, Sesar Lembang memiliki potensinya cukup signifikan dan dekat dari kota besar dengan permukiman padat.
Meski begitu BMKG mengimbau masyarakat Subang, Lembang, Bandung, dan sekitarnya agar tak mencemaskan aktivitas Sesar Lembang. Saat ini BMKG juga terus memantau aktivitas Sesar Lembang dengan menggunakan 22 sensor seismik.
"Untuk mewaspadai dan mengantisipasi aktivitas Sesar Lembang, BMKG saat ini memonitor dengan sangat ketat kemunculan gempa mikro di sepanjang jalur sesar. Untuk meningkatkan akurasi monitoring aktivitas sesar aktif di Provinsi Jawa Barat, BMKG pada tahun 2019 ini akan merapatkan jaringan sensor gempa dengan memasang 22 sensor seismik baru," ungkapnya.
Awas! Waspadai Letusan Freatik Tangkuban Parahu yang Tiba-tiba: