Amien Rais menyebut rekonsiliasi etok-etok hanyalah kooptasi di mana petahana yang menang pesta demokrasi kemudian menawarkan beberapa kursi kepada penantang. Si penantang menerima kursi itu tanpa boleh lagi melakukan kritik.
"Alangkah aibnya, alangkah malunya hanya dengan beberapa kursi kemudian tersandera tidak bisa lagi memberikan kritik dan lain lain. Maka seperti ini hanya etok-etok, lupakan saja," kata Amien Rais seperti dalam video yang diunggah di akun Instagram amienraisofficial, Rabu (24/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini kebetulan juga PAN, ya Allah PAN, PAN, PAN partaiku yang aku dirikan, jangan ikut latah rekonsiliasi etok-etok itu," katanya.
Amien Rais punya versi rekonsiliasi yang menurutnya benar. Rekonsiliasi ini bisa membahagiakan rakyat.
"Jadi rekonsiliasi yang saya maksudkan itu bukan tadi, kooptasi, tapi konvergensi, yaitu dua arus yang sesungguhnya berbeda dicari titik temunya kemudian digalang bersama-sama, disangga bersama-sama untuk sampai kenyataan yang membahagiakan buat bangsa Indonesia rakyat semuanya," katanya.
Jika sudah ada kesamaan persepsi, Amien menyebut rekonsiliasi bisa membahas soal 'sharing'. Dia menegaskan sharing atau berbagi yang dimaksudnya bukan hanya soal berbagi kekuasaan saja.
"Nah kalau itu sudah baru kita bicara tentang sharing, bukan hanya power sharing tapi responsibility sharing, tanggung jawabnya itu. Kalau memang 55:45 kita taati ya sudahlah itu betul perhitungan KPU Bawaslu dan MK, ya sudah. Tapi tentu ini harus dengan sungguh-sungguh," ucap Amien.
"Kalau tidak begitu, misalnya betul-betul rekonsiliasi hanya untuk berpura-pura, apa gunanya. Lebih baik oposisi saja ya saudara-saudaraku. Titik. Lebih gagah, berwibawa, mulia dan rakyat akan memahami," tegas Amien Rais.
Simak Juga 'Amien Rais dan Upaya Memelihara Api Oposisi':
(gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini