"Tentu itu evaluasi pasti ada, tapi tugas tentara kan justru, khususnya di Nduga, melindungi pekerja-pekerja infrastruktur. Itu ditembaki," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Anda lihat ke daerah bukan konflik seperti dibayangkan orang seperti apa. Justru kelompok itu yang menyerang tentara, kan semuanya kan yang diserang itu di pos tentara. Tentara itu menjaga kelangsungan proyek. Kan diserang itu, itu bukan konflik, itu penyerangan. Karena itu tentara selalu membela diri saja," kata JK.
JK menyebut serangan KKB ke TNI sebagai gerakan separatis jika tuntutannya ialah referendum. Karena itu, penyelesaiannya harus dengan jalan damai. Jika tidak ada keinginan damai, TNI bisa balik membalas serangan.
"Ya itu separatis namanya kalau begitu, tentu kita akan berpegang pada TNI, ya. Semua itu pemerintah pusat tidak bisa menerima seperti itu (referendum). Tentu yang terbaik ialah suatu penyelesaian yang damai. Tapi kalau tidak mau damai, hanya menyerang tentara, tentara harus membalas," kata JK.
JK mengatakan dialog sudah sering dilakukan dengan KKB. Menurutnya, pemerintah terus melakukan pengamanan di Nduga.
"Sudah sering diadakan sebenarnya, dialog-dialog seperti itu, tapi memang ada kelompok yang ingin bikin separatisme, kelompok bersenjata," ucapnya.
Serangan KKB terjadi saat personel TNI tengah melakukan pengamanan di bekas kamp PT PP, yang merupakan tempat proyek pembangunan jembatan Sungai Yuguru. Pada Sabtu (20/7), sekitar pukul 12.45 WIT, KKB melakukan serangan tembakan secara membabi-buta dari arah semak belukar yang berada tepat di depan kamp.
"Kejadiannya sangat singkat. Serangan dilakukan dengan tembakan rentetan yang muncul dari balik semak belukar secara hit and run. Pelaku diperkirakan 4-5 orang. Pasukan TNI berusaha membalas tembakan dan melakukan pengejaran. Namun, dengan pertimbangan keamanan, karena medan belukar yang sangat tertutup dan banyak jurang yang curam, pengejaran dihentikan," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/7). (fdu/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini