Derita penyakit tersebut membuat Isa terlihat sangat lemah. Sang ibu Salma mengaku tidak menduga, apalagi selama ini anaknya tidak pernah jatuh sakit.
"Baru sekitar sebulan dia divonis sakit leukimia, saya tidak pernah menyangka anak saya akan menderita penyakit separah itu soalnya selama ini dia baik-baik saja," kata ibu Isa, Salma, lirih saat dikonfirmasi wartawan, Senin (22/07/19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengobati Isa, tim dokter menyarankan agar dilakukan kemoterapi, namun urung dilakukan pihak kelurga karena terkendala biaya.
"Kami tidak tau harus dapatkan uang dari mana, penghasilan suami saya sebagai buruh bangunan juga tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk pengobatan Isa yang membutuhkan biaya tidak sedikit," ujar Salma haru.
Sejak di rumah sakit, Isa terpaksa menjalani perawatan melalui jalur umum, lantaran tidak mendapat fasilitas pelayanan kesehatan gratis akibat masalah administrasi kependudukan kedua orang tuanya.
"Kami tidak punya kartu BPJS, karena terkendala administrasi kependudukan, soalnya walau sejak tahun 2017 silam kami tinggal di Sondoni kabupaten Mamuju, namun sampai saat ini kami masih berstatus warga Mapilli, kabupaten Polewali Mandar," ungkap Salma.
Pihak keluarga sangat mengharapkan kemudahan pemerintah serta uluran tangan dari dermawan, untuk membantu biaya pengobatan Isa agar kelak dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini