"Jadi, tim khusus yang dibentuk tersebut bertujuan agar secepatnya dapat menyelesaikan masalah tersebut," kata Gubernur Herman Deru, di Palembang, yang dikutip dari Antara, Senin (22/7/2019).
Dia mengatakan, tim investigasi itu bersifat komprehensif, di antaranya terdiri dari orang tua, Dewan Pendidikan Kota Palembang dan Dewan Pendidikan Provinsi Sumsel. Sementara ini, jumlah anggota tim itu maksimal sembilan orang dan diketuai oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang jelas, kata Deru, pihaknya tidak ingin kejadian tersebut semakin berlarut dan kembali berulang, sehingga tim tersebut harus bekerja secara maksimal. Bahkan, pihaknya minta satu minggu kasus tersebut dapat diketahui permasalahan yang sebenarnya. Menurutnya, jika persoalan ini merupakan kesalahan oknum, maka tim itu akan menyelidiki secara detail kenapa hal itu dapat terjadi.
"Jadi, itulah yang sedang diselidiki dengan menurunkan tim yang diharapkan dalam waktu dekat akan dapat menyimpulkan," ujarnya pula.
Namun, katanya lagi, bila itu kesalahan lembaga, maka pihaknya akan memberi sanksi sesuai aturan yang berlaku.
"Kejadian itu diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh penyelenggara pendidikan, karena dalam menuntut kedisiplinan tidak harus menggunakan kekerasan," ujar Deru.
Untuk diketahui, Delwyn Berli Juliandro meninggal di RS Myria, Palembang. Korban disebut sempat kejang-kejang dan pingsan saat mengikuti rangkaian kegiatan MOS, Jumat (12/7) malam. Selain Delwyn, ada korban bernama Wiko Jeriyanda (16), yang meninggal pada Jumat (19/7) malam pasca-operasi usus. Keluarga menyebut Wiko masih sehat sebelum mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di sekolah sampai akhirnya menjalani operasi usus. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini