Protes Ferdinand Dijawab Tantangan Lari Habiburokhman

Round-Up

Protes Ferdinand Dijawab Tantangan Lari Habiburokhman

Tim detikcom - detikNews
Senin, 22 Jul 2019 06:09 WIB
Foto ilustrasi: Rencana revitalisasi trotoar Cikini - Kramat Raya (Youtube Bina Marga DKI)
Jakarta - Politikus Partai Demokrat mengkritik proyek pelebaran trotoar di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Politikus Partai Gerindra tampil membela proyek pemerintahan Gubernur Anies Baswedan itu dengan sebuah tantangan.

Adalah Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang mengkritik pelebaran trotoar di Cikini itu. Menurut Ferdinand, pelebaran trotoar itu bikin jalan untuk kendaraan bermotor jadi sempit dan macet. Keluhan itu mula-mula disampaikan Ferdinand lewat akun Twitter @FerdinandHaean2. Dia menyertakan foto kemacetan di Cikini.

"Jakarta itu jalanannya macet, ruas jalan tak lg ideal dgn jumlah kendaraan. Tp koq bs Pemda DKI merampas badan jalan untuk meperlebar trotoar hingga 3 mtr lebih. Cikini yg slm ini padat, makin padat. Trotoar itu cukup 1,5 mtr utk pejakan kaki. @DKIJakarta," tulis Ferdinand pada Jumat (19/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Protes Ferdinand Dijawab Tantangan Lari Habiburokhman Ferdinand Hutahaean (dok. pribadi)

Saat dikonfirmasi, dia mengaku menyayangkan proyek pelebaran trotoar itu karena mengambil bagian badan jalan untuk mobil. Padahal, kata dia, trotoar selebar 1,5 meter sudah cukup memfasilitasi pejalan kaki. Ferdinand tiap hari melintasi kawasan Cikini. Ia mengeluhkan kondisi lalu lintas yang kian macet akibat pengerjaan proyek tersebut. Menurutnya, kebijakan Pemprov DKI Jakarta kali ini keliru. Ferdinand menilai trotoar yang sudah ada hanya perlu dipoles agar lebih indah dipandang.

"Semestinya Pemda DKI jangan mengurangi lebar jalan, ini keliru namanya. Lebar trotoar lama 1,5 meter cukup untuk digunakan pejalan kaki, tapi memang harus dipercantik trotoarnya untuk memenuhi kriteria kota kelas dunia," kata Ferdinand kepada wartawan, Minggu (21/7) kemarin.

Merespons kritik itu, politikus Partai Gerindra Habiburokhman memberikan pembelaan untuk kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan. Pembelaan itu awalnya disampaikan Habiburokhman lewat Twitter. Menurutnya, baru Anies yang punya inovasi untuk melebarkan trotoar di Cikini itu setelah 12 tahun.

"Sdh 12 tahun gua ngantor di Cikini Raya, baru Gub Anies kepikiran lebarin trotoar, kebayang dua minggu lagi bisa jogging sore di pinggir jalan kayak di negara2 maju. Bang @FerdinandHaean2 mau ikutan ?" cuit Habiburokhman lewat akun Twitternya, @Habiburokhman, Minggu (21/7) kemarin.

Menurutnya, trotoar yang lebar tak selalu berakibat macet. Ini dikatakannya sudah terbukti di titik lain kawasan Jakarta, yakni dekat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Saat dihubungi, Habiburokhman menjelaskan alasan tak setuju dengan kritik Ferdinand yang mengatakan pelebaran trotoar membuat jalanan jadi macet karena bahu jalan menyempit. Menurut Habiburokhman, ada hitung-hitungan yang luput dari Ferdinand.

"Kita hanya menghitung lebar bahu jalan yang menyempit tapi tidak menghitung orang yang beralih dari mobil pribadi menjadi berjalan kaki. Yang kayak begitu banyak orang salah hitung," kata Habiburokhman.

Habiburokhman punya Kantor Advokat Habib & Co di Gedung Arva di Jalan Cikini Raya. Dia mengaku sering bepergian ke tempat cukur rambut di Menteng Huis. Biasanya, dia tak berjalan kaki untuk menuju Menteng Huis karena takut terjadi kecelakaan. "Takut kena serempet, Bos. Orang yang kayak saya ini banyak sebenarnya, yang pengin jalan kaki, tapi karena malas tak ada trotoar yang memadai jadinya naik mobil. Jalanan jadi macet," kata Habiburokhman.

Habiburokhman lantas menyampaikan tantangan kepada Ferdinand agar joging (berlari pelan untuk kesehatan) di atas trotoar, dua pekan lagi saat pelebaran trotoar sudah kelar.

"Kita ajak beliau (Ferdinand) untuk adu joging. Biar perut kita nggak buncit, karena perut kita sekarang balapan buncitnya," ujar Habiburokhman.

Protes Ferdinand Dijawab Tantangan Lari Habiburokhman Habiburokhman (Rolan/detikcom)

Dinas Bina Marga DKI Jakarta mengatakan kawasan Cikini memang ingin mengutamakan pejalan kaki. Dia menyebut hal ini sebagai wajah baru Jakarta. Terkait kritikan trotoar selabar 1,5 meter cukup bagi pejalan kaki, Dinas Bina Marga tidak sepakat. Hari bahkan menyebut idealnya trotoar mencapai 4,5-6 meter. Untuk menghindari macet, Bina Marga mengimbau masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.


Simak Video "Momen Kocak BPN Prabowo Serahkan Ferdinand Hutahaean ke TKN Jokowi"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(dnu/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads