Ia mengatakan perkembangan ekonomi dan kawasan Kota Semarang telah mengalami berbagai reformasi dari pra hingga pasca-kemerdekaan. Dimulai pada sektor agrikultur, manufaktur, hingga saat ini bertransformasi pada sektor pariwisata. Ia berharap di masa mendatang program studi baru ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap tata kelola baik skala lokal Kota Semarang, nasional, hingga internasional.
"Alasannya sederhana, melalui sektor pariwisata, kue ekonomi akan terbagi secara lebih merata. Semua bisa merasakan, tidak hanya didominasi kaum bermodal besar saja, tetapi akan terbagi sesuai dengan kemampuan masing-masing," ungkap Hendi dalam keterangan tertulis, Jumat (19/7/2019).
Hendi mencontohkan, pada kawasan Kampung Pelangi, seluruh warga bisa berperan serta menggerakkan ekonomi, seperti parkir, jualan bunga, jualan kuliner, dan handicraft, sesuai dengan keterampilan serta kemampuan yang dimiliki. Mengaktifkan konsep Bergerak Bersama, lanjut Hendi, semua stakeholder didorong untuk berkontribusi dengan sistem bottom up, sesuai dengan aspirasi dan ide masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depan, ia juga menggagas berbagai program inovasi untuk percepatan pembangunan Kota Semarang yang akan berdampak pada peningkatan roda ekonomi. Di antaranya, pembangunan Underground Simpang Lima dan Tanggul Laut Semarang Demak.
"Dua tahun ini kami sudah menyelesaikan DED-nya, insyaallah tahun depan akan mulai ditawarkan kepada investor dengan model KBBU. Jika investor tertarik, maka akan dilakukan pembangunan sesuai dengan DED. Kalau tidak, pembangunan ruas-ruas jalan minimalis akan dibiayai pemerintah," pungkas Hendi. (prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini