Percekcokan terjadi pada pukul 14.00 WIB di Kecamatan Mesuji hingga akhirnya memakan korban jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Penyebab
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, lahan yang dikelola sekelompok warga di Mesuji, Lampung, yang menjadi akar bentrokan warga, merupakan bagian dari hutan lindung. Polri mengatakan lahan di hutan lindung semestinya tak boleh diberdayakan warga.
"Benturan kelompok masyarakat karena melakukan sebuah upaya untuk mengelola tanah yang sebenarnya berada di hutan lindung, dan itu tidak boleh," kata Asep.
2. Menewaskan 3 Orang
Akibat bentrokan yang dikenal sebagai Mesuji berdarah, 3 orang warga meninggal dunia. Dua korban di antaranya merupakan warga Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Sedangkan satu orang mengalami kritis dan 10 orang mengalami luka-luka.
3. Sudah Kondusif
Saat ini kondisi telah dipastikan kondusif dan tidak ada bentrok susulan. Hanya saja, polisi menyiagakan sebanyak 500 personel TNI-Polri untuk keamanan pasca bentrokan.
4. Polisi Beri Imbauan Saling Tahan Diri
Untuk mencegah terjadinya bentrokan Mesuji, selain mengamankan polisi juga mengimbau kedua kelompok saling menahan diri. Harapannya agar tidak menambah korban jiwa.
"Kapolres saat ini sudah melokalisir di tempat kejadian perkara, kemudian juga mengarahkan dari kedua kelompok itu, memberikan imbauan agar menahan dan tidak melakukan aksi balas dendam," ungkap Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad.
5. Daerah Rawan Konflik
Kecamatan Mesuji di Lampung ini dikenal kerap berkonflik. Hal itu dituangkan dalam tulisan berjudul 'Konflik dan Rekonsiliasi Etnik di Mesuji' karya Bodro Sigit Rahwono.
Dalam tulisan dijelaskan, konflik di Mesuji yang biasa terjadi mulai dari agraria (lahan), ekonomi, budaya, maupun tindak kriminal biasa. Hanya saja, konflik sering meluas dan menjadi konflik kekerasan komunal yang membawa isu etnik.
(pay/nwy)