"Sekarang lagi musim kemarau, kalau lagi kemarau itu awan-awan jarang artinya cukup teranglah clear tidak ada tutupan awan. Sehingga matahari menyoroti kita lebih cepat, ketika musim kamrau itu disiang hari terasa panas, namun demikian pada malam hari, dari bumi sendiri memberikan energi ke langit lebih cepat juga. Sehingga pada malam hari, akan lebih dingin ketika malam hari," ujar Kepala Subbidang Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi kepada wartawan, Rabu (17/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suhu minimal (Bekasi) 20-22 derajat. Nggak terlalu dingin-dingin banget, nggak kayak Dieng," katanya.
Sementara, Wakasatgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Karsono menyebut cuaca dingin di Bekasi mulai terasa dari sore hari pukul 17.00 WIB hingga pagi hari pukul 06.00 WIB. Selama bulan Juli ini, suhu terendah Bekasi jatuh pada Rabu, (10/7), yakni 21 derajat celcius.
"25 derajat (celcius) tadi pagi, (kelembapan) 50%, (kecepatan angin) 18,5 kilometer per jam," ujar Karsono.
"Ya tetap waspada dan jaga kesehatan karena perubahan cuaca tidak menentu, siang kadang rada panas tapi ada udara dinginnya. Waspada jaga kesehatan banyak minum air putih," lanjutnya.
Berdasarkan laman BMKG, Suhu kota Bekasi pada hari ini, (17/7), yakni 34 derajat pada siang hari, 24 derajat pada malam hari, dan 22 derajat pada dini hari. Sedangkan untuk keesokan harinya, (18/7), 27 derajat pada pagi hari, 34 derajat pada siang hari, 26 derajat pada malam hari, dan 24 derajat pada dini hari.
Penurunah suhu di Bekasi ini juga dirasakan warga Tambun, Yada. Yada mengaku merasakan dingin pada malam hari beberapa waktu belakangan ini.
"Malam pas saya ngerasain sekitar jam 12 sampai jam 1. Sampai pagi jam sekitar jam 7-8 juga masih dingin. Beda sama malam-malam biasanya, dinginnya nusuk tulang," ujar warga Tambun, Yada.
(isa/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini