"Dilihat tempat itu tidak layak ditinggali oleh manusia," ujar Sekretaris Camat Cigeulis, E Hadikusuma, di lokasi, Pandeglang, Banten, Senin (15/7/2019).
Pegawai kecamatan, guru, dan dan komite sepakat untuk mencarikan tempat tinggal layak buat Nining dan keluarganya. Nining akan dipindahkan dengan membangun rumah baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi dari pihak sekolah, lanjut Hadikusumah, Nining memang meminta memanfaatkan WC dan sebidang tanah di sampingnya untuk dijadikan rumah. Permintaan ini pernah ditolak oleh sekolah dan komite. Namun, karena tak ada pilihan, akhirnya mereka memberikan izin.
"Bukan mengizinkan, terpaksa mengizinkan dengan direnovasi tambah ruang. Kebetulan Ibu Nining tidak mampu, akhirnya memanfaatkan tempat itu," katanya.
Nining terpaksa memanfaatkan toilet sekolah jadi bagian dari rumahnya sejak 2 tahun lalu. Sebab, dia tak ada pilihan lain setelah rumahnya yang lama hancur.
Toilet untuk guru dan murid SD itu ia gunakan untuk dapur dan ada tempat salat. Sekat temboknya ia gunakan untuk tempat tidur dan warung yang menjual aneka camilan untuk anak sekolah.
Nining mengaku sempat putus asa menjadi tenaga honorer sejak 2004 di sekolah ini. Dia hanya mendapat upah Rp 350 ribu, yang dibayarkan per tiga bulan.
"Putus asa karena pemerintah nggak ada kebijakan buat saya. Putus asa, usia sudah tua, bagaimana selanjutnya kalau nggak ada perhatian dari pemerintah," kata Nining.
(bri/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini