Prabowo dan Jokowi bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pagi tadi dalam suasana penuh keakraban. Keduanya saling memberi hormat, cipika-cipiki, hingga kemudian bersama-sama menjajal MRT menuju Senayan.
Selama perjalanan itu, Prabowo-Jokowi tampak akrab berbincang. Ikut menemani dalam perjalanan, Kepala BIN Budi Gunawan. Terlihat juga Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Waketum Gerindra Edhy Prabowo hingga Seskab Pramono Anung, hingga Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Erick Thohir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat memberi pernyataan pers di Stasiun MRT Senayan, Jokowi dan Prabowo sepakat agar para pendukungnya bersatu sebagai rakyat Indonesia. Tidak ada lagi istilah 01 atau 02 atau cebong dan kampret.
Menariknya, dalam kesempatan itu Prabowo juga mengucapkan selamat kepada Jokowi yang akan kembali memimpin untuk periode kedua. Dia mengatakan siap membantu pemerintah jika dibutuhkan.
Prabowo juga menegaskan, meski mendukung kepemimpinan Jokowi, dirinya juga siap melontarkan kritik jika ada hal-hal yang dia nilai tidak pas.
"Saya mengerti banyak yang mungkin masih emosional. Kita mengerti banyak hal yang kita harus perbaiki. Intinya saya berpendapat bahwa antara pemimpin kalau hubungannya baik kita bisa saling ingatkan. Kalau beliau mau ketemu saya ya saya akan manfaatkan untuk menyampaikan hal-hal demi kebaikan bersama. Jadi saya ucapkan selamat bekerja," kata Prabowo.
"Menjadi presiden itu mengabdi. Masalah yang dipikul besar. Kami siap membantu kalau diperlukan. Mohon maaf kalau kita mengkritisi bapak sekali-sekali," sambungnya.
Banyak pihak yang memuji pertemuan Prabowo dan Jokowi ini, salah satunya politikus Partai Golkar Rizal Mallarangeng. Diamenyebut pertemuan kedua tokoh itu menunjukkan demokrasi Indonesia yang matang.
![]() |
"(Pertemuan Jokowi-Prabowo) Bagus, itu kan sebuah cara untuk menunjukkan demokrasi Indonesia itu demokrasi yang matang dengan segala kelemahan kita yang harus kita perbaiki," kata Rizal di d'Consulate Resto & Lounge, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7).
PDIP juga mengapresiasi pertemuan ini. Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan mengatakan, ini adalah momen penting yang ditunggu-tunggu rakyat.
"Apa artinya pertemuan ini? Pertama, pertemuan ini menunjukkan sikap negarawan demokratis dua belah pihak, sekaligus pendidikan politik yang baik untuk bangsa Indonesia, bahwa setelah kompetisi yang 'panas' sekalipun, baik Jokowi maupun Prabowo rela bertemu, berjabat tangan, ngobrol, dan makan bersama merupakan sarana untuk kembali mengeratkan tali silaturahim anak bangsa," kata Andreas dalam keterangannya, Sabtu (13/7.
Kedua, lanjut Andreas, tempat pertemuan keduanya terbilang unik dan netral. Stasiun MRT adalah sarana publik yang menunjukkan jiwa egaliter yang merakyat dari Jokowi ataupun Prabowo. "Ketiga, pertemuan di tempat umum seperti ini sekaligus menepis semua isu yang berkembang selama ini, seolah-olah pilpres ini harus diakhiri dengan rekonsiliasi bagi-bagi kursi di pemerintahan," ucapnya.
Keempat, menurut Andreas, pertemuan ini akan berdampak besar di masyarakat bahwa urusan pilpres sudah selesai. Semua harus kembali hidup rukun sebagai anak bangsa karena Jokowi dan Prabowo sama-sama sepakat agar seluruh warga bersatu serta tidak ada lagi istilah '01-02' atau 'cebong-kampret'.
"Tidak ada lagi 'cebong' dan 'kampret', yang ada adalah Garuda Pancasila. Sehingga akan jelas kelihatan, siapa yang bermain di air keruh, yang masih mau memanfaatkan agenda pilpres ini untuk memecah belah bangsa Indonesia," tegasnya.
Namun di sisi lain, PKS mengkritisi momen tersebut. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyayangkan Prabowo tidak menyerukan sikap sebagai oposisi saat bertemu Jokowi.
"Pertemuan antar-pemimpin membawa kesejukan. Dan akan baik jika Pak Prabowo menyatakan #KamiOposisi," kata Mardani kepada wartawan, Sabtu (13/7).
Mardani menilai pernyataan 'kami oposisi' itu baik untuk demokrasi sekaligus menghindari timbulnya kekecewaan di kalangan pendukung. Dia juga yakin Prabowo akan tetap bersama PKS di garis oposisi.
"Jika pertemuan tidak diikuti dengan deklarasi #KamiOposisi, akan membuat kekecewaan pendukung. Dan PKS yakin Pak Prabowo dan pendukungnya akan bersama #KamiOposis, karena oposisi itu baik dan oposisi itu mulia," katanya.
Persaudaraan Alumni (PA) 212 bereaksi lebih keras. PA 212 menyatakan tidak lagi bersama Prabowo pasca-pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra itu dengan Presiden Jokowi.
"PA 212 sudah kembali kepada khitoh semula, yaitu sudah tidak lagi bersama partai mana pun, juga Prabowo atau BPN (Badan Pemenangan Nasional)," kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin kepada wartawan, Sabtu (13/7).
Novel mengatakan PA 212 masih akan terus berjuang untuk melawan kecurangan. Dia juga mengungkit kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Sudah tidak lagi bersama Prabowo-Sandi, juga BPN-nya, karena kami tidak bisa toleransi terhadap kecurangan, bahkan sampai korban nyawa, baik tragedi berdarah 21-22 Mei 2019 atau petugas KPPS kurang-lebih 500-an lebih yang wafat tidak wajar," ucapnya.
Novel menegaskan PA 212 akan tetap berada di barisan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab. Dia menyebut akan tetap menunggu arahan dari Habib Rizieq dan ulama.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais juga angkat bicara. Dia mengaku tidak tahu menahu soal bagaimana pertemuan itu bisa terjadi.
"Sama sekali belum tahu. Makanya itu, mengapa kok tiba-tiba nyelonong?" kata Amien, kepada wartawan di kediamannya di Condongcatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (13/7).
![]() |
Terkait pertemuan Prabowo-Jokowi, Amien menegaskan hanya akan memberikan pernyataan setelah mendengar penjelasan langsung dari Prabowo. Dia akan meminta penjelasan itu sesegera mungkin.
"Mengenai ini saya harus hati-hati, karena saya termasuk sangat dekat dengan Mas Prabowo, jadi sebelum saya memberikan komentar apapun nanti, itu saya akan tanya dulu apa betul pertemuan itu sudah membahas rekonsiliasi, apalagi sampai membahas kursi dan lain-lain, tentu saya akan dengar dulu," jelas Amien.
Amien meminta awak media bersabar untuk menunggu pernyataan resminya soal pertemuan Prabowo-Jokowi.
"Jadi saya kira gitu dulu, anda bersabar, Senin jam 2 siang saya di Jakarta, saya akan kasih secara agak tuntas dan saya tak mungkin saya ngomong tentang Prabowo, sahabat saya, yang kami jagokan sebagai capres," kata Amien.
"Tadi di MRT sudah dengan Pak Jokowi sudah pelukan, sudah makan bersama, di gambar layarnya ada Semar, Gareng, Petruk dan lain-lain, itu nanti kita lihat," imbuhnya.
(hri/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini