Salah satu sopir bajaj, Toyib (56), mengungkapkan kondisi ini sudah dialami selama satu tahun belakangan. Karena SPBG di Pluit dan Pesing sudah tidak beroperasi lagi, puluhan sopir bajaj beralih mengantre BBG ke SPBG Grogol, Jakarta Barat.
"Sekarang cuma ini satu-satunya di Jakarta Barat yang isi bahan bakar gas," kata Toyib, Jumat (12/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari semua Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara numplek di sini. Soalnya, cuma ada dua, Pulogadung sama ini doang. Yang lainnya mati semua," katanya.
Para sopir bajaj sempat pindah ke SPBG di Rawa Buaya setelah di Pluit dan Pesing tidak beroperasi. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama.
Baca juga: PGN Perluas Layanan Gaslink ke Batam |
"Rusak alasannya, kemarin itu di Rawa Buaya nggak ada sebulan suruh ngisi, terus pas kita isi alasannya rusak, nggak boleh, keluar lagi," katanya.
Akibat banyaknya angkutan yang mengisi BBG di situ, para sopir bajaj harus rela antre. Parahnya, mereka harus antre hingga berjam-jam.
"Tiga jam kurang-lebih (antre), paling cepat 2,5 jam," ucapnya.
Meski begitu, para sopir bajaj tetap rela mengantre. Jika tidak, mereka tidak bisa beroperasi.
"Ya mau gimana lagi, kita butuh uang buat cari makan, ya ikut antre saja," katanya.
Sejauh ini belum ada solusi terkait kelangkaan BBG ini. Toyib curiga hal ini adalah upaya untuk mematikan transportasi bajaj.
"Iya, dulu kan katanya begitu, suruh ke gas. Sekarang sudah gas, sudah aktif, mana buktinya? Malah mau dihapus kali," tandasnya.
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini