Salah satunya Fatima (38). Perempuan asal Afganistan ini sedang hamil 8 bulan. Putri Fatima, Atifa, menceritakan kondisi ibunya serba sulit untuk kebutuhan makan sehari-hari dan juga asupan kanduungan.
"(Hidup di sini dan hamil) sangat sulit. Karena terkadang kita punya makanan, dan terkadang tidak. Dia hamil, dia butuh makan. Dia butuh makanan yang baik. Terkadang makan dan minuman yang dibawa ke sini tidak baik untuk kehamilan. Keluarga saya tidak suka," ujar Atifa berbicara dalam bahasa Inggris, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon bayi yang dikandung ibunya, menurut Atifa merupakan anak kelima. Atifa berharap ibunya bisa melahirkan dalam kondisi yang baik.
"Saya berharap adik saya yang akan lahir dengan baik, bayi yang baik. Saya mau hidup di masa depan dengan keluarga yang baik. Saya mau menjadi dokter di masa depan," tutur Atifa.
Telantar di trotoar Kebon Sirih disebut Atifa sangat sulit. Apalagi ibunya dalam kondisi sakit.
"Masalahnya ibu saya sakit (kepala), saya tidak punya rumah untuk mandi. Udara di sini juga sangat panas," tutur Atifa.
"Selain itu di sini tidak bisa tidur dengan nyaman, kami hanya punya tikar. Kami butuh sampo dan sabun," imbuhnya.
Fatima, Atifa dan keluarganya tidur di atas rumput beralaskan tikar. Tampak termos, kardus-kardus dan beberapa gelas di dekat mereka.
Direktur Hak Asasi Manusia Kemenlu Achsanul Habib sebelumnya menyebut ada empat orang pencari suka yang tinggal di trotoar Jalan Kebon Sirih, sedang hamil tua.
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini