Dalam pemeriksaan terhadap tiap staf khusus Gubernur Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, tugas stafsus dianggap hampir menyerupai biro humas dan protokoler Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.
"Saya melihat ada tupoksi dua OPD yang diambil alih, protokoler, dan biro humas," kata anggota pansus angket DPRD Sulsel, Fachruddin Rangga, pada saat sidang pansus Rabu (10/7/2019) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama perlu dipertimbangkan humas, kita usulkan ke Pemerintah Provinsi Sulsel hilangkan saja humas dan protokoler dari pada kita buang anggaran karena fungsi dan tugas sudah diambil orang lain," sebut Fachruddin.
Fachruddin mengatakan hingga kini belum diketahui pertimbangan dari Gubernur Sulsel mengangkat sebanyak 13 orang staf khusus di lingkarannya. "Saya tidak tahu apa pertimbangannya. Pergubnya pun harus dilihat, mohon dibawa pergubnya, jangan sampai pergub dibuat untuk mengakomodir (staf khusus), pasti ada dasarnya," ucap Fachruddin.
![]() |
Salah satu staf khusus gubernur Nurdin bernama Nikita (29). Nikita menjelaskan latar belakangnya.
"Saya mengawali karir saya sebagai staf di salah satu hotel di Makassar," kata Nikita.
Sebagai staf khusus Nurdin Abdullah, wanita lulusan Akuntansi Universitas Hasanuddin Makassar pada 2013 itu mengaku bertugas mengurusi administrasi dan kebutuhan Gubernur Sulsel di bidang media sosial.
"Tugas saya sebagai staf khusus gubernur sebagai penanggung jawab di Baruga Lounge mengatur tamu Pak Gubernur. Saya juga mengatur jadwal audiens dan administratif. Surat masuk kita telaah dulu sebelum ke Bapak dan juga sifatnya memberi masukan untuk bahan sosial media ke Bapak," jelas Nikita.
Nikita diangkat sebagai staf khusus Gubernur Sulsel sejak Januari dan mendapat gaji Rp 8 juta. Nikita juga terlibat dalam tim sukses pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman pada Pemilihan Gubernur Sulsel 2018 di bagian fund raising.
"(Gaji) Rp 8 juta, (untuk) mengurus administrasi dan memberikan saran Gubernur," sebut Nikita.
(gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini