Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Tasikmalaya Irfan mengungkapkan, ketika kekeringan melanda, warga desa harus berupaya lebih untuk mendapatkan air. Untuk membantu warga terdampak di Tasikmalaya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama MRI Tasikmalaya memboyong Mobile Water Tank untuk terus mendistribusikan pasokan air bersih.
"Alhamdulillah, ACT Tasikmalaya menjadi lembaga yang pertama kali datang dan mendistribusikan air bersih untuk warga di wilayah Tasikmalaya. Misalnya, di Desa Singkup yang merupakan daerah terparah terkena dampak kekeringan, kami mengirim 5.000 liter air bersih," ujar Irfan dalam keterangan tertulis, Rabu (10/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hatur nuhun (terima kasih), ACT sudah bantu keberlangsungan kebutuhan air bersih kami. Hatur nuhun juga untuk para dermawan yang sudah berbaik hati," ungkap Een.
Selain di Tasikmalaya, sebanyak 11 kecamatan di Sukabumi juga mengalami kekeringan. Termasuk Indramayu dan Purwakarta yang juga menjadi daerah terparah terdampak kekeringan di Jabar pada 2019 ini. Dampak yang dirasakan masyarakat, di antaranya, sulit mendapatkan air bersih untuk berbagai keperluan termasuk pertanian.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis potensi kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia. Dari grafis yang dipublikasikan BMKG, terlihat Jawa serta gugusan kepulauan Sunda Kecil ditandai warna merah untuk "Awas" dan oranye sebagai tanda "Siaga". Dari rilis BMKG, Jawa Barat ditandai merah sebagai status "Awas" kekeringan. Pemberian status ini dilakukan setelah terjadi hari tanpa hujan lebih dari 61 hari, termasuk Indramayu.
(prf/ega)











































