Luhut merupakan salah satu menteri yang mendampingi Jokowi selama perhelatan KTT G20 di Osaka, Jepang, akhir pekan lalu. Ketika itu, Jokowi sempat berpidato di forum KTT hingga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara.
Seusai acara itu, Luhut melihat banyak pihak yang mempersoalkan logat Jawa saat Jokowi berbahasa Inggris. Menurutnya, hal itu bukan masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selama KTT G20, dia juga memperhatikan logat Jawa itu tidak menjadi halangan bagi Jokowi untuk berbincang dengan pemimpin negara lain. Bukan hanya dalam momen resmi, Jokowi juga mengobrol santai dalam berbagai kesempatan.
"Saya mendengar beliau selalu berbahasa Inggris dengan lancar dalam setiap komunikasinya dengan pimpinan negara lain. Kalau bahasa Inggris-nya tidak baik, tidak mungkin seperti Ivanka Trump atau para pimpinan negara lain sampai ketawa-ketawa saat berbincang dengan beliau," ungkapnya.
![]() |
Luhut juga memperhatikan aksen pemimpin negara lain saat KTT G20, dari Jerman hingga Prancis. Menurutnya, mereka juga 'medok' dengan logat dari negara masing-masing.
"Artinya, setiap bangsa punya logat khas masing-masing. Jadi tidak perlu kita menilai rendah seseorang hanya karena aksen bahasa Inggris-nya," kata Luhut.
Sebenarnya, Jokowi menerima 17 permintaan pertemuan bilateral dari negara lain dalam KTT G20. Tapi pada akhirnya jumlah pertemuan bilateral itu harus dikurangi karena Jokowi menunggu putusan Mahkamah Konstitusi sebelum bertolak ke Jepang.
"Ini adalah bukti betapa populernya Indonesia sekarang di kalangan anggota G20, yang notabene merupakan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia," tegasnya.
Tonton Video Hadiri KTT G20, Jokowi Angkat Isu Pemberdayaan Perempuan:
(imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini