"Setahu saya sampai saat ini belum ada pembicaraan ke arah rekonsiliasi," kata Habiburokhman kepada wartawan, Senin (24/6/2019).
Dia menilai terlalu prematur untuk membicarakan soal rekonsiliasi. Habiburokhman menegaskan kedua pihak saat ini masih berfokus menghadapi sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Habiburokhman, rekonsiliasi bukan hal remeh. Dia yakin sang ketua umum, Prabowo Subianto, akan meminta pendapat kader Gerindra sebelum membuat keputusan besar.
"Rekonsiliasi adalah urusan besar, biasanya Pak Prabowo akan meminta pendapat para kader terlebih dahulu untuk mengambil putusan yang strategis," kata dia.
Baca juga: Faldo Maldini Beraksi Lagi |
Sebelumnya, Faldo Maldini mengunggah video bertajuk 'Prabowo (Mungkin) Gabung Jokowi' di kanal YouTube miliknya. Dalam video itu, Faldo menilai ide Prabowo bergabung dengan pemerintahan Jokowi merupakan pilihan realistis.
"So, mungkin nggak yang 12% gabung sama Jokowi? Gue nggak bilang sih, kalau Gerindra gabung ke Jokowi itu buruk. Itu realistis. Itu pilihan bagi parpol, berada dalam lingkaran kekuasaan tentu lebih baik," kata Faldo dalam videonya, Minggu (23/6).
Namun, lanjut Faldo, hal sebaliknya juga mungkin terjadi. Saat ini, hasil Pilpres 2019 masih menunggu putusan persidangan sengketa hasil pilpres di MK. Menurut Faldo, jika Prabowo dinyatakan menang pilpres, Jokowi bisa saja bergabung di pemerintahan eks Danjen Kopassus itu.
"Balik lagi kalau misal Pak Prabowo Subianto memilih gabung dengan Pak Jokowi kalau misal Pak Jokowi terpilih. Atau entah siapa pun yang menang. Misal Pak Jokowi gabung ke Pak Prabowo. Pak Prabowo jadi wantimpres atau Pak Jokowi jadi penasihat presiden, Kiai Ma'ruf jadi menteri atau penasihat presiden, Bang Sandi jadi menteri mungkin," sebutnya.
Catat! Putusan Gugatan Pilpres Paling Lambat pada 28 Juni 2019:
(tsa/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini