Makan Ikan Asin Depsos, 29 Warga Suku Tertinggal Keracunan

Palu - Sebanyak 29 orang suku tertinggal di Ampana, Tojo Unauna, Sulawesi Tengah, keracunan setelah menyantap ikan asin, jatah hidup dari Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (12/10/2005) ini. Ke-29 warga komunitas asli itu mengalami mual, mencret, pusing-pusing dan lemas, bahkan pingsan.Djeo, tokoh masyarakat adat komunitas asli bersuku Taa di Lipu Mpoa melalui sambungan radio single band, melaporkan sampai Rabu (12/11/2005) ini masih ada empat warga yang terus menerus mencret. Mereka adalah Saha (30), Neni (30), Tamin (28) dan Osi (28). Selain itu, ada tiga anak menderita mual dan gatal-gatal. Mereka adalah Nuni (6), Rimon (10) dan Wahyu 10 tahun.Mereka keracunan setelah menyantap ikan asin bantuan dari proyek Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dinkessos Sulteng. "Kemarin ada 12 orang yang keracunan ikan asin itu. Saya sendiri, gatal-gatal dan wajah saya seperti membengkak," aku Djeo.Pihak Yayasan Merah Putih di Ampana, Tojo Unauna yang selama ini mendampingi warga telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak Dinkessos dan Dinas Kesehatan. Dijelaskan Badri Djawara, community organizer YMP, mengatakan bahwa tim Dinas Sosial dan Kesehatan, dr. Meerdy Kumaat bersama 5 orang tenaga kesehatan sudah menuju ke Mpoa Tikore.Mpoa Tikore adalah satu dari 12 lipu (kampung) masyarakat adat (atau biasa kita sebut suku terasing-red) Taa yang mudah dijangkau. Lipu Mpoa Tikore merupakan lipu terdekat dalam wilayah masyarakat adat Taa, lipu ini bisa dijangkau dengan jalan kaki selama 2 jam dari lokasi transmigrasi dataran Bulang, Kecamatan Ampana Tete, Kab. Tojo Unauna.Walau diklaim sebagai bagian dari Desa Bulan Jaya, tetapi pelayanan pemerintahan hampir tidak pernah menjangkau Mpoa. Utamanya pelayanan kesehatan. Petugas Puskesmas terdekat yang bisa ditempuh tiga jam jalan kaki tidak pernah berkunjung ke Mpoa. Bahkan sampai musibah keracunan ikan asin menimpa masyarakat Mpoa, pihak Puskesmas terdekat belum tahu. (nrl/)