"Buat kita melihat sekarang ini dengan waktu kami dulu yang masih aktif banyak yang beda. Banyak yang aneh-aneh, selain UUD-nya beda, UU-nya juga ganti, sumpah prajuritnya juga berubah," ujar Hendroriyono saat membuka acara di Hotel Dharmawangsa, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2019).
"Karena itu ada satu pesan dari pendiri bangsa kita, bahwa kalau pada suatu hari kita bingung kemana sebetulnya jalan revolusi kita ini. Kembali lah kepada hasil penderitaan rakyat yaitu Pancasila, UUD 1945," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, di dalam acara Hendropriyono juga membacakan sumpah yang disebutnya versi lama. Pembacaan itu dipimpin oleh Jenderal (Purn) Try Sutrisno.
"Karena itu kita di sini sesuai skop kita nanti yang akan dipimpin oleh Pak Try Sutrisno untuk mengenang kembali bagaimana sumpah prajurit yang memang kita hapal di luar kepala. Ini benar atau salah, yang berubah atau yang aslinya yang salah, masa asli bisa salah, jadi supaya kita mengingat kembali yang aslinya," ucapnya.
Berikut bunyi sumpah prajurit yang disebut versi lama:
1. Setia kepada pemerintah dan tunduk kepada Undang-Undang Ideologi Negara
2. Tunduk kepada hukum tentara
3. Menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada tentara dan negara Republik Indonesia
4. Memegang teguh disiplin tentara berarti tunduk, setia, hormat serta taat kepada atasan dengan tak membantah perintah atau putusan
5. Memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya.
Kemudian, berikut sumpah prajurit yang saat ini:
1. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
2. Tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan
3. Taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan
4. Menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada tentara dan negara Republik Indonesia
5. Memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya.
Hendropriyono sendiri mengatakan dirinya tidak mempermasalahkan berubahnya redaksional sumpah prajurit. Yang terpenting baginya jiwa semangat prajurit harus tetap ada.
"Jadi silakan dimodifikasi, tapi jiwanya itu harus tetap ada. Kira-kira itu, kemudian sapta marga, sapta marga tidak ada perubahan karena itu harus follow up," jelasnya.
Lebih lanjut, Hendropriyono meminta seluruh jenderal purnawirawan bisa terus mempererat silaturahmi. Dengan mengedepankan persatuan dan mendukung keamanan bangsa.
"Semoga ke depan kita lebih sejahtera, para purnawirawan tambah bersatu dan tambah kuat untuk mendukung kehidupan dan kesejahteraan dan kemananan dari negara dan bangsa NKRI," tuturnya. (eva/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini