Wiranto Penasaran terhadap Massa di MK

Round-Up

Wiranto Penasaran terhadap Massa di MK

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 18 Jun 2019 20:31 WIB
Menko Polhukam Wiranto (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Massa masih menggelar aksi di depan gedung Mahkamah Konstitusi di tengah persidangan gugatan hasil Pilpres 2019. Sebelumnya, capres Prabowo Subianto meminta tidak ada aksi massa di depan MK. Adanya sejumlah massa ini membuat penasaran Menko Polhukam Wiranto.

Imbauan Prabowo sebelumnya disampaikan tiga hari menjelang sidang perdana sengketa pilpres. Prabowo menyatakan dia dan Sandiaga telah menyerahkan penyelesaian sengketa Pilpres 2019 lewat jalur yang konstitusional, yakni melalui MK. Dia mengimbau para pendukungnya agar menghindari kekerasan.


Karena itu, lanjut Prabowo, dia juga meminta para pendukungnya menghormati proses persidangan di MK. Tidak perlu datang ke gedung MK dan sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saudara-saudara sekalian, kami memutuskan menyerahkan melalui jalur hukum dan jalur konstitusi. Karena itu, saya dan Saudara Sandiaga Uno memohon pendukung-pendukung kami, tidak perlu untuk berbondong-bondong hadir di lingkungan MK pada hari-hari yang mendatang," kata Prabowo dalam video yang dikirimkan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kepada detikcom, Selasa (11/6).

Namun, pada sidang perdana, massa tetap menggelar aksi di depan MK. Terkait hal ini, cawapres Sandiaga Uno mengapresiasi jika ada pendukung yang tidak datang ke depan MK.

Massa Kawal Sidang Sengketa Pilpres 2019 Orasi di Patung Kuda, Jumat (14/6).Massa Kawal Sidang Sengketa Pilpres 2019 berorasi di sekitar Patung Kuda, Jumat (14/6). (Rifkianto Nugroho/detikcom)

"Kita terus mengingatkan agar masyarakat, khususnya pendukung, untuk tetap tenang, tetap menghormati proses MK. Bisa menyimak dari rumah melalui media televisi dan medsos dan pastikan untuk kita melalui proses MK ini dengan aman, tenteram, dan damai. Kami mengapresiasi pendukung yang tidak datang ke sana," ujar Sandi di Jalan Nusa Indah Raya, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (15/6).

Sidang sengketa pilpres berlanjut hari ini. Massa tetap menggelar aksi. Aksi yang digelar dimaksudkan untuk mengawal proses persidangan di MK.

Wiranto mengatakan mungkin ada pihak lain yang menggerakkan aksi massa di depan gedung MK. Wiranto akan meminta penjelasan kepada Prabowo.

Massa yang mengenakan kostum Spiderman dalam aksi di depan MK, Selasa (18/6).Massa yang mengenakan kostum Spider-Man dalam aksi di depan MK, Selasa (18/6). (Rifkianto Nugroho/detikcom)

"Saya kira sesuatu yang sangat bagus dan saya juga mengharapkan pendukung beliau ya, simpatisan beliau menaati itu. Ketika sudah tidak menaati ya berarti dari pihak lain. Nanti kita tanyakan ke Pak Prabowo siapa yang bergerak itu," kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (18/6).

Wiranto menyebut jumlah massa yang menggelar aksi hari ini tidak sebanyak saat sidang perdana yang digelar hari Jumat (14/6). Ia menambahkan, sedianya sidang tidak perlu diganggu gerakan massa.

"Aksi kalau demo tertib nggak apa-apa, kan. Demo damai nggak apa-apa. Tapi anjuran Pak Prabowo jelas bahwa tidak perlu kan mendatangi Mahkamah Konstitusi dan menjaga suasana damai, aman, supaya sidang berjalan dengan tertib. Sidang yang sedang berlangsung nggak usah diganggu ya dengan gerakan-gerakan massa. Dan beliau juga siap untuk menghormati hasil persidangan Mahkamah Konstitusi," terang Wiranto.


Saat dimintai konfirmasi, juru debat BPN, Sodik Mudjahid, menegaskan Prabowo telah memberi imbauan kepada para pendukung untuk tidak hadir di MK. Meski demikian, dia menyebut warga juga punya hak menyampaikan pendapat.

Sodik menyatakan tak ada yang salah dengan sikap Prabowo, demikian juga dengan masyarakat yang beraksi di MK selama sidang. Karena itu, Sodik menganggap pernyataan Wiranto yang akan bertanya ke Prabowo tidak bermutu.

"Jadi Pak Prabowo sudah benar dan rakyat sudah benar, tidak ada yang salah dan melanggar UU/regulasi," ucap Sodik.

"Jadi Menko Wiranto tidak usah memperpanjang masalah tadi dengan pertanyaan kenapa masih ada yang datang ke MK, lalu pertanyaan siapa yang menggerakkannya, lalu mengatakan akan tanya Prabowo dst... dst.... Itu tidak bermutu, bahkan kekanak-kanakan," ujar politikus Partai Gerindra ini.
Halaman 2 dari 2
(dkp/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads