"Kita berharap pengelolaan rest area itu menjadi lebih baik. Mungkin, bisa kita tetapkan jarak-jarak tertentu ada rest area tertentu yang hanya menyiapkan item-item tertentu saja. Bisa saja 50 km yang disiapkan di sana itu bahan bakar, ada top up kartu elektronik, ada pelayanan kesehatan, ada mungkin (bengkel) kerusakan ringan, ada toilet, ada beli air mineral, dan lain-lain," kata Refdi di gedung NTMC Polri, Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (18/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat pergerakan masyarakat yang khususnya arus balik itu lengkap dengan makan ringan dalam mobil dan minuman ringan, tapi kan tidak bawa jeriken untuk BBM. Makanya perlu full tank," ujar dia.
Jadi, saat masyarakat singgah di rest area khusus itu, mereka tidak memakan waktu lama dan menumpuk kendaraan. Masyarakat pun diharapkan dapat melanjutkan perjalanan lebih cepat.
"Semoga ini bisa membantu. Sehingga masyarakat ke sana tujuannya hanya untuk mengisi BBM, istirahat sebentar, buang air kecil, kesehatan seperlunya, kemudian lanjutkan perjalanan," imbuh Refdi.
Seperti diketahui, rest area menjadi salah satu penyebab kemacetan saat arus mudik dan balik Lebaran 2019. Pengelola tol sempat memberlakukan buka tutup rest area untuk mengurai penumpukan kendaraan.
Menhub Budi Karya Sumadi juga sudah memberikan imbauan kepada para pengendara untuk tidak berlama-lama di rest area. Dia meminta agar rest area hanya dijadikan pemberhentian darurat.
"Ini memang kita harus benar-benar cerdas untuk menginformasikan, saya sudah kompak dengan Kakorlantas untuk menyampaikan bahwa rest area pada waktu-waktu tertentu itu jangan dianggap kita harus ke sana. Justru untuk suatu manajemen lalu lintas, rest area itu bisa dibayangkan sebagai emergency saja," kata Budi setelah meninjau rest area Km 597 ruas Jalan Tol Ngawi-Kertosono, Jatim, Sabtu (8/6). (knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini