Jejak Rommy Ditelusuri Sampai ke Kampus-kampus

Round-Up

Jejak Rommy Ditelusuri Sampai ke Kampus-kampus

Tim detikcom - detikNews
Senin, 17 Jun 2019 19:06 WIB
Tersangka jual-beli jabatan di Kemenag Romahurmuziy alias Rommy (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Nama seorang Romahurmuziy kembali menjadi fokus para pendekar antikorupsi di KPK. Kali ini mantan Ketua Umum PPP yang karib disapa Rommy itu disorot berkaitan dengan pengisian jabatan di sejumlah Universitas Islam Negeri (UIN).

Rommy sebenarnya dijerat sebagai tersangka dengan dugaan menerima suap terkait pengisian jabatan di Kementerian Agama (Kemenag). Namun jabatan yang berkaitan dengan perkara Rommy itu berada di kantor wilayah Kemenag di Jawa Timur. Kini KPK mendapat temuan baru.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya ada 7 rektor dan calon rektor yang dipanggil penyidik sebagai saksi pada hari ini, Senin (17/6/2019). Kabiro Humas KPK Febri Diansyah menyebut para saksi itu dicecar soal proses seleksi jabatan.

"Penyidik mendalami keterangan saksi terkait seleksi jabatan di lingkungan Kementerian Agama RI yang pernah diikuti oleh para saksi serta mengklarifikasi sejauh mana saksi mengetahui ada atau tidaknya peran tersangka RMY (Romahurmuziy) dalam proses seleksi tersebut," kata Febri.

Febri juga mengatakan pemeriksaan serupa masih akan dilanjutkan esok hari pada para calon rektor lainnya. Lalu siapa 7 rektor dan calon rektor yang dipanggil hari ini?



Ada 7 orang yang merupakan rektor ataupun pernah menjadi calon rektor di sejumlah UIN yang diperiksa hari ini. "Para saksi ini merupakan calon-calon rektor di beberapa kampus di bawah Kementerian Agama. Pemeriksaan terhadap saksi lain dari unsur calon rektor tersebut masih akan dilakukan besok," ujar Febri.

Berikut rektor dan calon rektor yang diperiksa hari ini:

1. Prof Ali Mudlofir (PNS Kemenag/calon Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya);
2. Prof Masdar Hilmy (PNS Kemenag/Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya);
3. Prof Akh Muzakki (PNS Kemenag/calon Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya);
4. Dr Syarif (PNS Kemenag/Rektor IAIN Pontianak);
5. Dr Wajidi Sayadi (PNS Kemenag/calon Rektor IAIN Pontianak);
6. Dr Hermansyah (PNS Kemenag/calon rektor IAIN Pontianak); dan
7. Prof Warul Walidin (PNS Kemenag/Rektor UIN Ar Raniry).

Salah seorang di antaranya yaitu Syarif mengaku pernah mendapatkan pesan singkat atau SMS bodong saat proses seleksi rektor. Awalnya, Syarif--usai menjalani pemeriksaan di KPK--mengaku tidak pernah menyerahkan atau mendapatkan permintaan uang terkait seleksinya. Malahan dia menyebut ada SMS bodong yang masuk.




"Tidak ada apa yang mau saya janjikan, saya anak petani. Tidak ada kalau SMS bodong iya tapi langsung saya hapus. Ndak ada mengaku dari siapa-siapa," tutur Syarif.

Saksi lainnya yaitu Masdar menepis adanya uang yang diserahkan demi lolos seleksi jabatan rektor. Dia mengatakan proses seleksi rektor yang diikutinya dilakukan sesuai prosedur.

"Nggak ada. Tidak ada sama sekali. Saya tidak sama sekali. Saya tidak ditarget sama sekali," kata Masdar.
Halaman 2 dari 2
(dhn/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads