"Nggak perlu lagi, Tim Mawar itu sudah selesai. Mereka udah kena sanksi dan nggak ada lagi. Sudah dibekukan lagi. Jangan dibawa-bawa lagi. Itu-itu terus," ucap Ryamizard kepada wartawan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Pengungkitan Tim Mawar, kata Ryamizard, bisa membuat bingung prajurit Kopassus. Padahal, menurutnya, mereka tidak mengerti apa pun soal tim yang dianggap bertanggung jawab atas penculikan aktivis '90-an itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Ryamizard, hal terpenting adalah menjamin keamanan bangsa Indonesia. Jangan ada kerusuhan yang mengakibatkan korban.
"Jangan dibawa-bawa lagi, jadi membawa luka lama. Nggak baik. Ke depan kita ke arah lain. Bagaimana bangsa ini tidak ribut, tidak ada korban, tidak ada kerusuhan," ucap Ryamizard.
Sebelumnya, eks Komandan Tim Mawar Mayjen (Purn) Chairawan menyayangkan pemilihan kata 'Tim Mawar' dalam berita majalah Tempo tentang peristiwa kerusuhan 22 Mei. Chairawan mengungkapkan, jika ada kecurigaan beberapa eks anggota tim yang pernah dipimpinnya dalam kejadian tersebut, jangan 'dipukul rata' seolah seluruh eks Tim Mawar terlibat.
"Nah Tim mawar kan sudah bubar. Itu kan menyudutkan berarti. Tahun 1999 sudah bubar. Kalaupun ada, itu kan personel, anggota. Nggak mungkin satu orang dibilang tim atau dua (orang) disebut tim. Tim itu banyak," ungkap Chairawan di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (12/6).
Sementara itu, majalah Tempo pun siap mengikuti mekanisme Dewan Pers terkait aduan tersebut.
Tonton video Eksklusif! Iwan Buka-bukaan Diorder Kivlan Zen Bunuh Luhut & Wiranto:
(aik/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini