"Jika laporan majalah Tempo benar, maka langkah Partai Demokrat sudah tepat. Bukan menolak people power, tapi tidak ingin terlibat premanisme. Pengkhianat dalam koalisi adalah yang menggerakkan premanisme," kata Andi Arief dalam keterangannya, Selasa (11/6/2019).
"Partai Demokrat justru berpendapat bahwa Pak Prabowo dan Sandi Uno harus diputus hubungannya dengan para setan gundul yang memanfaatkan momen premanisme," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi Arief menentang upaya-upaya premanisme. Dia pun berharap Mahkamah Konstitusi (MK) bebas dari tekanan premanisme.
"Biarlah people power terus mencari upaya damainya, biarlah premanisme berhadapan dengan penegak hukum dan diisolasi dari perjuangan politik. Fase yang kita hadapi saat ini adalah memberantas premanisme agar Mahkamah Konstitusi bisa memutus seadilnya dan jalan rekonsiliasi atau healing sesudahnya tidak direcoki," ucap Andi.
Menurut Andi, tak ada catatan pihak yang kalah dalam pemilu bisa membalik keadaan dengan merusuh. Dia memberi contoh.
"Di dunia ini tidak dikenal teori dan tidak pernah tercatat bahwa sebuah kekuatan politik yang kalah pemilu bisa membalikkan keadaan dengan membuat kerusuhan. Filipina 1986 bukan karena semata pemilunya, namun puncak people power belasan tahun lamanya," sebut Andi Arief.
Tonton video TKN Minta MK Tolak Perbaikan Gugatan Kubu Prabowo:
(gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini