"Upaya pencarian sudah dilakukan oleh Basarnas Palu, namun 17 korban belum ditemukan. Kita berkoordinasi ke TNI AU untuk membantu pencarian lewat udara sehingga bisa memantau lebih luas," kata Kepala Kantor Basarnas Makassar Mustari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga dengan bantuan pesawat TNI AU Lanud Hasanuddin bisa mendapatkan informasi keberadaan 17 korban yang masih dinyatakan hilang," terang Mustari.
Sebelumnya, KM Lintas Timur diinformasikan hilang kontak di Selat Taliabo, Maluku Utara. Kapal itu membawa 20 orang dan berangkat dari Bitung, Sulut, menuju Morowali, Sulteng.
Kapal tersebut dinakhodai Kapten Kapal Martinus Matitaputi. Kapal pengangkut semen itu berangkat pada Sabtu (1/6) pukul 14.00 Wita. Dalam perjalanan, mesin kapal rusak sehingga kapten kapal mencari pelabuhan terdekat guna memperbaiki mesin.
"Setelah mesin kapal diperbaiki, KM Lintas Timur melanjutkan pelayaran. Dalam perjalanan, mesin kapal kembali rusak dan semua sistem kapal tidak berfungsi. Tingginya gelombang dan cuaca buruk membuat kapal oleng dan tidak bisa dikendalikan," tutur Kepala Kantor SAR Palu Basrano, yang dikutip dari Antara, Rabu (5/6/2019).
Dari kecelakaan laut tersebut, satu orang anak buah kapal (ABK) selamat terapung di lautan selama empat hari, sementara 17 orang lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR.
Sementara itu, Kemenhub menyebut KM Lintas Timur membawa 16 orang ABK. Satu dari 16 orang yang berada di KM Lintas Timur sudah ditemukan. Sedangkan 15 orang lagi masih dalam pencarian.
"Info awal kita terima 20 orang, pengembangan lagi, 18 orang. Nah, data terakhir, kita sudah dapat data manifes, kita pakai manifes 16 orang," kata petugas siaga Basarnas Command Center, Kadek Dedi, saat jumpa pers di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2019 di kantor Kementerian Perhubungan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2019). (knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini