"Orang Indonesia memang dikenal dengan sikap gotong royong, silaturahmi, saling mengunjungi, saling bertamu," kata Hidayat dalam keterangan tertulis, Rabu (6/5/2019).
Hal tersebut diungkapkannya di sela-sela open house yang digelar di Rumah Dinas, Kemang, Jakarta Selatan, yang dihadiri juga oleh perwakilan negara sahabat. Menurut Hidayat dalam momentum Idul Fitri ini silaturahmi tidak sekadar bertamu biasa, tapi juga mempunyai nilai spiritualitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tanpa momentum silaturahmi, Idul Fitri dan open house, sebagian orang enggan minta maaf atau bertemu. Dengan momentum Idul Fitri ini yang melibatkan banyak orang maka tidak ada ewuh pakewuh atau berat meminta maaf.
"Karena itu momentum ini penting menjadi bagian dari hasanah khas Indonesia yang menguatkan hubungan sosial," tuturnya.
Ia pun mengucapkan syukur karena Idul Fitri tahun ini bisa dilaksanakan bersama-sama.
"Ini bisa menjadi modal sosial. Kita berbhineka tapi eka juga. Ada rukyah, hisab. Beragam tapi satu. Ini penting sebagai modal sosial untuk 11 bulan ke depan sampai bertemu Ramadhan yang akan datang," paparnya.
Selain itu HNW menambahkan bangsa Indonesia telah menyelesaikan beragam agenda seperti pemilu dan dinamikanya. Pada Juni ini MK akan menyidangkan perselisihan pileg dan pilpres.
"Biarlah MK menyelesaikan proses ini dengan cara profesional, adil, berani mengambil keputusan yang benar, dan umat dengan bekal Ramadhan bisa mensikapi keputusan dengan cara yang terbaik," pungkasnya.
Dear Netizen, Kominfo Ajak Kita Posting Minta Maaf dan Setop Hoax:
(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini