Jumlah personel dinilai kurang untuk melayani penyeberangan 24 jam. Sebelumnya, rute kapal Torobulu-Tampo hanya tiga trip dalam sehari, tetapi kini sirkulasi kapal nonstop atau 24 jam agar tidak terjadi penumpukan penumpang di area pelabuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sangat kewalahan, tidak shift karena masing-masing kita ada tanggung jawab, harus tetap dilaksanakan demi kelancaran mudik," katanya kepada detikcom, Senin (3/6/2019).
Selain itu, tingginya intensitas hujan selama sepekan sangat mempersulit petugas pelabuhan dan kapal dalam bekerja. Sebelumnya, kapal feri sempat mengalami kelebihan muatan lantaran petugas pelabuhan dan kapal kewalahan melayani lonjakan jumlah penumpang.
"Lonjakan tahun ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Akibat kejadian tersebut, pelayaran sempat tertunda selama dua jam," ujarnya.
Pelayaran feri Torobulu-Tampo adalah rute pelayaran padat penumpang trans darat antarpulau di Sulawesi Tenggara. Umumnya mereka yang mudik tahun ini menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. (rvk/rvk)