"DMI belum melihat desain persisnya. Tapi sejauh tentang desain masjid memang selalu mengalami perkembangan dan perubahan, di samping yang secara tradisional terdapat pola konstan, seperti unsur kubah (dome), menara, pilar-pilar khas, dan ada yang bercorak achropoles (Yunani), dan seterusnya," kata Sekjen DMI Imam Addarqutni kepada wartawan, Sabtu (1/6/2019).
Menurut Imam, selain pola universal, ada juga tren pola eksklusif pada desain masjid. Desain dengan bentuk segitiga sendiri, kata Imam, termasuk dalam pola eksklusif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pola ini boleh dikata universal, dan karena itu aspek-aspek tersebut sudah bisa dinyatakan sebagai pola semiotik. Namun, terkait tren pola desain eksklusif, non-semiotik, juga non-universal selalu saja terjadi. Misal, masjid di Finlandia yang tidak diperbolehkan dengan menara, juga sejumlah masjid di Europe yang hanya tampak seperti ruko dari luar. Tapi masjid dengan desain bercorak iluminatif adalah suatu kasus eksklusif tadi," jelas Imam.
Dihubungi terpisah, Wasekjen DMI Ivan Rovian mengatakan desain arsitektur masjid tidak hanya pada aspek ilmiah, tetapi juga harus mempertimbangkan dan tidak meninggalkan aspek religi. Desain masjid, menurutnya, juga perlu mempertahankan ciri khas corak Nusantara.
"Yang fungsi utama dari masjid dan peruntukannya tidak dinafikan. Juga mungkin perlu dipertahankan ciri khas corak kenusantaraan kita. Nilai-nilai kreativitas keilmiahan yang bisa dipertanggungjawabkan juga jangan kita bendung," ujar Ivan.
Soal desain masjid segitiga yang dikaitkan dengan Illuminati, Ivan meminta agar tafsir anatomi bentuk bangunan harus dikembalikan kepada asal usul pendiriannya agar tidak bias. Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap menjaga ukhuwah dengan mengedepankan prasangka baik (husnuzan).
"Tafsir anatomi bentuk harus dikembalikan pada asbabul pendiriannya, biar tidak bias tafsir ke mana-mana. Kita (mengimbau) tetap jaga ukhuwah Islamiyah wathoniyah dan basyariyah dengan tetap mengedepankan husnuzan akan segala sesuatu," ucapnya.
Sebelumnya, bangunan Masjid Al-Safar karya Ridwan Kamil ramai dibahas karena dikaitkan dengan Illuminati. Ridwan Kamil kemudian menjelaskan isu itu tidak benar. Ia pun angkat bicara soal desain-desain masjid yang dia buat.
"Mereka menafsir tanpa pernah sedikitpun bertanya/tabayyun. Jika segitiga dilarang, maka di dunia ini geometri tinggal tersisa kotak dan lingkaran. Maka masjid2 tropis dgn atap ala pendopo pun harus dihancurkan? Kita ikut akal sehat saja," sebut Ridwan Kamil
Tonton video Mengintip Masjid Lain Berbentuk Segitiga Desain Kang Emil di Tanah Abang:
(azr/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini