1.000 Praja Baru IPDN Tak Lagi Dihantui Kekerasan
Jumat, 07 Okt 2005 15:21 WIB
Bandung - Isak tangis mengalir di kampus IPDN, dulu disebut STPDN, di Jatinangor, Sumedang. Tak sedikit praja yang mengenakan pakaian hitam putih ini saling berangkulan di bawah pengawasan praja berseragam dan para pengasuh. Tak sedikit praja senior meneriaki praja yang lebih muda."Cepat! Cepat! Jangan menangis di sini!" teriak salah seorang senior pada siswa yang membawa tas besar isi pakaian.Eiiit...jangan cepat menerka yang bukan-bukan. Isak tangis ini bukan ada kejadian perkelahian antara praja junior dengan senior. Juga bukan tangisan gara-gara diplonco. Isak tangis ini adalah tanda kebahagian calon pak lurah itu karena yang baru saja diterima di kampus IPDN Jatinangor, Sumedang. Sekitar 1.500 calon praja yang berkompetisi, hanya 1.000 orang yang resmi diterima sebagai praja IPDN Jatinangor. 500 Calon praja yang gagal kembali dipulangkan pada pemerintahan daerah masing-masing. Mereka telah melalui proses penerimaan di kampus yang berada di Bandung Timur ini selama 2 minggu. "Kita sudah tes mereka dari mulai kesehatan, jasmani dan wawancara. Ini yang terbaik dari yang ada. Saat ini formasi jatah yang kita terima memang sedikit dari pada yang biasanya. Saya yang pantau terus," ungkap Kepala IPDN Jatinangor Sumedang, I Nyoman Sumaryadi, di kampus IPDN Jalan Terusan Jatinangor, Jum'at (7/10/2005) di Sumedang.Aturan yang berlaku saat ini, IPDN Jatinangor Sumedang hanya menerima utusan sebanyak 2 orang dari tiap utusan pemerintahan daerah se-Indonesia. Sebelumnya, utusan tersebut telah melalui proses seleksi di tiap pemerintahan daerah kemudian d tes ulang di IPDN."Hasil tadi yang saya umumkan sudah final. Yang gagal disuruh pulang. Nanti selama 3 hari ada orientasi kampus. Sudah tidak ada istilah perploncoan dari senior ke junior praja. Sekarang yang berperan adalah pengasuh dan dosen,"ungkapnya.Aturan orientasi pada siswa praja baru ini juga diperketat. IPDN juga menambah jumlah para pengawasnya hingga 120 orang. Padahal biasanya hanya sampai 50 hingga 78 orang pengawas atau pengasuh. Tiap mess yang dihuni praja diawasi 2 orang pengasuh tiap harinya.Aturan ini diperketat setelah munculnya banyak kasus perploncoan dengan kekerasan di kampus IPDN Jatinangor Sumedang hingga menimbulkan korban jiwa. "Praja senior sudah tidak berhak membina junior. Jadi tidak perlu ada ketakutan lagi," jamin Sumaryadi.
(nrl/)