Dalam kesempatan tersebut, ia meminta warga untuk tidak ricuh dan gaduh seperti yang terjadi di daerah lain. Menurutnya Indonesia memiliki adat silaturahmi yang unik yaitu mudik saat lebaran.
"Setiap tahun lebaran dan setiap tahun juga mudik yang mana sangat dinikmati oleh semua masyarakat Indonesia. Di negara Arab, Malaysia, dan negara yang populasi muslimnya besar juga tidak ada mudik. Mudik cuma ada di Indonesia," kata Hendi dalam keterangannya, Rabu (29/5/2019).
"Baik naik motor, mobil, bus, kereta, dan pesawat semuanya senang karena bisa bertemu dengan sanak saudara di kampung halaman. Nilai itu yang perlu kita jaga," tuturnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut, tidak lupa Hendi menitipkan pesan kepada warga masyarakat yang akan mudik ke kota lain agar memperhatikan kondisi rumah.
"Bisa dititipkan ke tetangga, cek lampu, listrik, dan sakelar, cek kompor gas dan yang tidak mudik tetap melakukan ronda agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," pesannya.
Ia juga tidak lupa meminta warga masyarakat Kota Semarang untuk guyub, rukun, dan turut serta membangun Semarang agar lebih baik dan lebih hebat. Terkait kenaikan harga yang kerap terjadi jelang lebaran, Hendi juga berpesan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu untuk tidak
"Kalap dan nafsu. Artinya kalau mahal ya jangan dibeli. Kalau ayam mahal bisa pakai bahan makanan pengganti seperti telur, tempe, atau tahu," ujarnya.
Namun pihaknya memastikan sejak lebaran tahun lalu, pemerintah telah membentuk Satgas Pangan yang terdiri dari Kementrian Perdagangan dari tingkat pusat, provinsi, dan kota untuk selalu mengecek harga pasar.
Seperti yang terjadi pada bawang putih dan cabe merah yang harganya sempat melonjak, kemudian dari satgas pangan melakukan pengendalian harga dengan memasok sekian ton bahan makanan tersebut agar harga stabil. (idr/mpr)