"Telah terjadi erupsi Gunung Agung, Bali, pada tanggal 24 Mei 2019 pukul 19.23 Wita, namun tinggi kolom abu tidak teramati," tulis PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM dalam keterangannya, Jumat (24/5/2019).
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi Β± 4 menit 30 detik. Terdengar suara gemuruh sedang-kuat di pos pengamatan," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain terdengar suara gemuruh, Gunung Agung memuntahkan lava pijar.
"Lontaran batu/lava pijar sejauh 2,5 km sampai 3 km ke segala arah," ucapnya.
PVMBG menjelaskan saat ini Gunung Agung dalam status level III atau siaga. Masyarakat maupun wisatawan diminta tidak beraktivitas di radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Berikut dua rekomendasi PVMBG terkait erupsi Gunung Agung malam ini:
1. Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di seluruh area di radius 4 km dari kawah puncak G. Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
2. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi, terutama pada musim hujan, dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Simak Juga 'Gunung Agung Erupsi, Warga Denpasar Ikut Terpapar Abu':
(ams/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini