"Dahnil ini selalu konfrontatif, sering bluffing atau menciptakan imajinasi bahkan congkak dalam komunikasi publiknya di media maupun via akun medsosnya," kata Wakil Ketua TKN, Arsul Sani, kepada wartawan, Kamis (23/5/2019) malam.
Arsul menyoroti gaya komunikasi Dahnil yang menyatakan Prabowo cukup diwakili Andre Rosiade atau Priyo Budi Santoso jika Jokowi hendak bertemu. Selain itu, Arsul juga menyinggung pernyataan Dahnil soal Prabowo tidak tertarik dengan tawaran jabatan atau lobi-lobi politik. Padahal, menurut Arsul, tidak ada lobi-lobi tawaran jabatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena gaya komunikasi publik Dahnil seperti itu, seringkali suasana kondusif yang coba dibangun oleh elite Partai Gerindra dengan partai-partai KIK (Koalisi Indonesia Kerja) menjadi terganggu dan ikhtiar menciptakan kondusivitas politik menjadi makin sulit," ucap Arsul.
Diberitakan, Dahnil menyebut Prabowo akan menerima dengan senang hati jika Jokowi ingin bertemu. Namun, kata Dahnil, ada syarat dalam pertemuan itu, yakni pertemuan tidak beragendakan lain selain silaturahmi. Prabowo, kata Dahnil, tak ingin ada lobi politik.
"Selama itu tidak dalam bingkai sekadar kompromi terkait fakta kecurangan atau sekadar membangun persepsi politik. Yang dihindarkan adalah persepsi politik dan gorengan politik. Pak Prabowo itu poinnya tidak ingin lobi-lobi politik, apalagi bagi-bagi jabatan," ucap Dahnil.
Upaya Rekonsiliasi Pasca-Pilpres, Perlukah? Simak Videonya:
(gbr/fdu)