"Saya kan dikasih jalan sama mereka, dikeluarkan dari grup (WhatsApp) dengan alasan bersih-bersih kader. Berarti saya kotor, dong. Karena dikasih jalan, makanya saya ikuti," kata Suwirta ketika dihubungi detikcom via telepon, Kamis (23/5/2019).
Suwirta tak menampik pertimbangannya mundur dari partai bermula dari dikeluarkannya dari WhatsApp grup DPC Gerindra Klungkung. Setelah mempertimbangkan keputusannya, dia pun mantap keluar sebagai kader.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Suwirta juga merasa pertemuannya dengan Presiden Jokowi bersama para bupati dan Gubernur Bali pada 22 April lalu juga jadi soal di antara kader. Apalagi muncul kata-kata negatif atas pertemuannya itu.
"Iya, kan pertama, pengkhianat. Saya dapatkan screenshot (WA) itu kan, mereka kan ribut siapa yang menyebarkan itu. Kenapa tidak berpikir positif pada saat bertemu dengan Presiden. Kalau saya bisa membangun baik, kan yang kelihatan bupati yang diusung Gerindra juga," ujar Suwirta.
Suwirta berharap keputusannya mundur bisa diterima oleh para kader. Dia juga blak-blakan soal alasannya mengirimkan surat pengunduran diri melalui utusan karena merasa tidak enak hati.
"Saya orangnya nggak enakan, tapi kan ada waktu untuk komunikasi juga begitu, dan mereka mengeluarkan juga tanpa konfirmasi saya dikeluarin. Saya katanya jadi pembina (partai) di sana, wih masa bupati/pembina di sana dikeluarin gitu kan, dengan persetujuan ketua DPC. Mereka nggak berpikir dulu, kalau saya nggak dikeluarin, ngapain kan. Sekarang saya mau fokus, fokus, fokus," urainya.
Suwirta tak menampik, jauh hari sebelumnya, sudah banyak partai lain yang mengajaknya bergabung. Hanya, dia belum memikirkan partai baru tempatnya berlabuh.
"Kemarin kalau mau, saya dicari oleh teman-teman untuk pindah partai, saya nggak mau. Saya kan sekali ada di mana, kecuali saya dikeluarkan, saya dibikin gara-gara baru. Dulu mereka yang cari saya untuk gabung," ujarnya.
"Saya katakan tidak akan berpartai dulu. Saya ingin fokus, tidak mau nanti dikira loncat-loncat seperti itu. Dulu saya sebenarnya dibuatkan KTA nggak mau, tahu-tahu KTA-nya sudah datang. Anda tahu saya bukan politikus, lebih banyak di entrepreneur kegiatannya, pokoknya membangun Klungkung-lah," urainya.
Suwirta mengatakan, setelah keluar dari kader Gerindra, dia memilih berfokus bertugas sebagai bupati. Dia menegaskan hanya mundur sebagai kader partai, bukan sebagai bupati.
"Nggak ada istilah mundur dari bupati, kan (pilkada) yang kedua diusung banyak partai. Biar gimana, nggak ada hubungannya mundur dari bupati kecuali saya berpikir mundur sebagai bupati. Saya kan bilang fokus jadi bupati," tegasnya.
Surat pengunduran diri itu dikirimkan ke DPC Gerindra Klungkung pukul 14.30 Wita. Surat itu diterima Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan DPC Gerindra Klungkung I Ketut Juliarta. (ams/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini